Masing-masing dari kita harus selalu bersabar akan hasil dari do’a yang kita panjatkan, jangan sampai hal tersebut membuat kita putus asa, karena Allah adalah dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengijabah doa para hambanya, pada sesuatu yang Allah pilihkan untuk kita, bukan apa yang kita pilihkan untuk diri kita sendiri, dan pada waktu
عن أسامة بن زيد بن حارثة رضي الله عنهما قال أرسلت بنت النبي صلى الله عليه وسلم إنَّ ابني قد احتُضِر فاشْهَدنَا، فأرسَل يُقرِىءُ السَّلام، ويقول إنَّ لِلَّه ما أَخَذ ولَهُ ما أَعطَى، وكلُّ شَيءٍ عِنده بِأجَل مُسمَّى فَلتَصبِر ولتَحتَسِب». فأرسلت إليه تُقسِم عَليه لَيَأتِيَنَّها، فقام ومعه سعد بن عبادة، ومعاذ بن جبل، وأبي بن كعب، وزيد بن ثابت، ورجال رضي الله عنهم فَرفع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصَّبِي، فأَقعَدَه في حِجرِه ونَفسه تَقَعقَع، فَفَاضَت عينَاه فقال سعد يا رسول الله، ما هذا؟ فقال هذه رَحمَة جَعلَها الله تعالى في قُلُوب عِباده» وفي رواية في قلوب من شاء من عباده، وإنَّما يَرحَم الله من عِبَاده الرُّحَماء». [صحيح] - [متفق عليه] المزيــد ... Dari Usāmah bin Zaid bin Hāriṡah -raḍiyallāhu 'anhumā- ia berkata, "Salah seorang puteri Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah mengutus seseorang untuk memberitahu kepada beliau, bahwa anaknya sedang sakaratul maut, maka dari itu beliau diminta untuk hadir. Beliau hanya mengirimkan seorang utusan untuk menyampaikan salam, seraya bersabda, "Sesungguhnya milik Allah-lah segala yang Dia ambil, dan kepunyaan-Nya pula segala yang Dia beri, dan segala sesuatu di sisi-Nya telah ditentukan, maka hendaklah dia bersabar dan mengharap pahala dari Allah." Kemudian puteri beliau mengirimkan berita kembali kepada beliau yang disertai sumpah agar beliau berkenan untuk hadir. Lantas beliau berangkat bersama Sa'ad bin 'Ubādah, Mu'āż bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Ṡābit, dan beberapa sahabat yang lain. Kemudian anak yang sakit itu diberikan kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan didudukkan di pangkuan beliau dalam keadaan nafasnya terengah-engah. Tiba-tiba air mata beliau menetes. Sa'ad bertanya, "Wahai Rasulullah, air mata apakah ini?" Beliau menjawab, "Tetesan air mata ini adalah rahmat yang dikaruniakan Allah -Ta'ālā- ke dalam hati para hamba-Nya." Dalam riwayat lain disebutkan, "Ke dalam hati hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang." Hadis sahih - Muttafaq 'alaih Uraian Usāmah bin Zaid -raḍiyallāhu 'anhu- menuturkan bahwa salah seorang puteri Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengutus seseorang untuk mengabarkan bahwa puteranya sedang sekarat. Yakni sedang menghadapi kematian. Ia meminta beliau untuk hadir. Ketika sang utusan itu sudah menyampaikannya kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Perintahkan dia puterinya untuk bersabar dan mengharap pahala dari Allah. Sesungguhnya milik Allah-lah segala yang Dia ambil, dan kepunyaan-Nya pula segala yang Dia beri, dan segala sesuatu di sisi-Nya telah ditentukan." Nabi -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām- memerintahkan kepada orang yang diutus oleh putrinya agar menyuruh putrinya itu -ibu anak kecil tersebut- dengan beberapa kata berikut Beliau bersabda, "Hendaklah dia bersabar." Yakni, terhadap musibah ini. "Dan hendaklah dia mengharap pahala." Yakni, hendaknya dia mengharap pahala dari Allah atas kesabarannya. Sebab, ada orang yang bisa sabar tetapi tidak mengharap pahala dari Allah. Tetapi jika dia sabar dan mengharapkan pahala dari Allah. Yakni, beliau ingin dengan kesabarannya itu Allah akan memberinya balasan dan ganjaran. Inilah sikap mengharap pahala. Sabda beliau, "Sesungguhnya milik Allah-lah segala yang Dia ambil, dan kepunyaan-Nya pula segala yang Dia beri." Ini merupakan kalimat yang agung. Jika segala sesuatu itu milik Allah, maka jika Dia mengambil sesuatu darimu, maka sesuatu itu memang milik-Nya. Jika Dia memberimu sesuatu, itu adalah milik-Nya. Lantas kenapa engkau murka jika Dia mengambil darimu hal yang memang merupakan milik-Nya? Oleh sebab itu, disunahkan bagi seseorang apabila ditimpa musibah, hendaklah dia mengucapkan, "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya kita kembali". Yakni, kita milik Allah, Dia melakukan apa saja kepada kita sesuai kehendak-Nya. Demikian pula apa yang kita cintai, jika Dia mengambilnya dari kita, maka itu adalah milik-Nya -Subḥānahu wa Ta'ālā-. Menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi. Bahkan yang Dia berikan kepadamu, bukanlah menjadi milikmu, tetapi milik-Nya. Karena itu engkau tidak bisa menggunakan apa yang Dia berikan kepadamu kecuali sesuai dengan arah yang Dia bolehkan. Ini merupakan dalil bahwa milik kita yang diberikan oleh Allah adalah kepemilikan yang terbatas. Kita tidak bisa menggunakannya secara mutlak. Karena itu, beliau bersabda, "Menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi." Jika apa yang Allah ambil itu milik-Nya, kenapa kita gelisah tidak sabar? Bagaimana bisa kita marah kepada pemilik yang mengambil milik-Nya -Subḥānahu wa Ta'ālā-? Ini bertentangan dengan akal dan dalil naqli. Beliau bersabda, "Dan segala sesuatu telah ditentukan ajalnya di sisi-Nya." Segala sesuatu ada ketetapannya di sisi-Nya. Perkataan, "Bi ajalin musammā", artinya ajal tertentu. Jika engkau telah meyakini hal ini, yaitu bahwa menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi, dan segala sesuatunya telah ditentukan ajalnya di sisi-Nya, maka engkau akan merasa puas kanaah. Ungkapan terakhir ini menunjukkan bahwa seseorang tidak mungkin mampu merubah ajal yang sudah ditentukan, baik disegerakan atau diakhirkan. Sebagaimana firman Allah -Ta'ālā-, "Bagi setiap umat ada ajal batas waktu. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." Jika sesuatu telah ditetapkan takdirnya, tidak dapat dipercepat atau ditunda, maka tidak ada manfaatnya gelisah dan murka, karena walaupun engkau gusar tidak sabar dan murka, engkau tidak akan mampu merubah sesuatu pun yang sudah ditetapkan. Kemudian sang utusan tersebut memberitahu puteri Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengenai pesan beliau yang harus disampaikan kepadanya. Akan tetapi sang puteri kembali mengutusnya untuk memintanya agar datang. Maka berangkatlah beliau bersama sejumlah sahabatnya. Setibanya di sana beliau menggendong sang anak yang nafasnya terengah-engah naik turun. Seketika itu Rasulullah -'alaihiṣ salatu wa as-salam- menangis dan kedua matanya berlinang, sehingga Sa'ad mengira bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menangis karena resah. Nabi -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām- bersabda, Ini adalah kasih sayang." Yakni, aku menangis karena sayang kepada anak ini bukan karena gelisah tidak sabar terhadap takdir. Selanjutnya beliau -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām- bersabda, "Sesungguhnya Allah hanya mengasihi hamba-Nya yang pengasih." Hadis ini menjadi dalil dibolehkannya menangis karena mengasihi orang yang terkena musibah. Terjemahan Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Orang Vietnam Kurdi Tampilkan Terjemahan
Tulisanarab Innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Padahal seharusnya ia hanya memerlukan satu kunci untuk bisa bahagia. Kunci tersebut ialah dekatnya hati dengan Allah Ta’ala. Dengan berdzikir maka hati kita akan menjadi tenang, sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran Surat Ar-Ra’ad ayat 28.
Sentiasa melangkah ke hadapan dalam hidup kita. Kerana setiap apa yang terjadi dalam kehidupan kita itu, Allah telah merancang apa yang terbaik buat kita.. Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kau sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam mendoakanmu. “ Di setiap pengakhiran solat, tidak pernah sekalipun kita terlupa untuk mendoakan kebahagiaan antara kita dan dia. Tanpa henti meminta semoga Allah mengekalkan hubungan yang dibina atas dasar cinta. Kita yakin dia yang terbaik. Yakin dia jodoh yang memang Allah tetapkan untuk dijadikan peneman untuk setiap langkah menghadapi hari-hari yang mendatang. Kita mahukan segala impian dan harapan jadi kenyataan. Jadi realiti. Tapi.. …tanpa diduga segalanya hanya sementara. Semua kegembiraan dan kebahagiaan itu akhirnya terhenti di pertengahan jalan. Segalanya musnah. Hancur berkecai. Dunia seolah-olah gelap. Kita rebah runtuh sama seperti cinta yang berkecai itu. Dan di saat itu, kita mula ragu. Marah. Sakit hati. Curiga. Segalanya jadi bercelaru. Kucar-kacir. Syaitan memulakan peranannya.. Saat hati rawan, makin mudah kita diperdaya. Saat hati rapuh, segalanya akan nampak salah di mata. Amarah mengusai hati, jiwa dan fikiran. Kita mula mempersoalkan segalanya. Setiap apa yang kita pernah doakan dahulu. Di hati terdetik “ Allah janjikan kebahagiaan untuk hambanya yang berdoa. Selama ni aku tak pernah berhenti berdoa supaya dijodohkan dengan dia. Tapi kenapa Allah tetap ambil dia dari aku? Kita terlupa. Kita hanya manusia. Hamba yang lemah. Kita hanya merancang tapi tak semua perancangan yang kita rangka itu adalah sebaik-baik perkara untuk diri kita. Manusia Merancang Dengan Cita-Cita. Tapi Allah Merancang Dengan Cinta. Banyak perkara yang kita terlepas pandang dalam tempoh kita merancang itu. Kadang-kadang cinta buat kita jadi buta hati. Yang buruk kekal nampak indah. Kekal cantik. Semuanya hanya kerana cinta yang menguasai diri. Untuk cinta kadangkala kita rela menidakkan yang Ya dan mengiyakan yang Tidak. Buta lagi membutakan jika paksinya bukan Tuhan. – Tribulasi 365 Hari, Dr. Anwar Fazal. Tarik nafas. Bertenang. Cuba ambil masa untuk bersendiri. Bukan bersendiri untuk menangis meratap. Bukan untuk berduka. Tapi cuba untuk muhasabah diri kita sendiri. Cuba untuk imbas kembali apa yang kita telah lakukan sepanjang tempoh percintaan kita dahulu. Ya, memang betul. Tak pernah sekalipun kita terlupa untuk doakan kebahagiaan antara kita dan dia berkekalan. Tapi tanya diri kita kembali, ikhlaskah hati kita saat kita meminta itu ? Adakah hanya kerana cinta pada manusia semata-mata ? Jodoh itu unik. Seringkali yang dikejar-kejar menjauh. Yang tak sengaja mendekat. Yang seakan sudah pasti menjadi ragu. Yang awalnya diragukan menjadi pasti. Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang tak pernah difikirkan, bersanding dipelaminan. – Unknown. Allah itu Maha Adil. Dia mendengar setiap permintaan kita. Setiap pengharapan. Setiap bait-bait doa. Walaupun kita seorang pendosa, Allah masih tetap memakbulkan soa-doa kita. Tanpa sebarang perasaan benci. Tapi jika begitu, kenapa Allah masih tidak memakbulkan apa yang kita mohon itu? Kenapa Allah biarkan hati kita berduka atas kebahagiaan yang hanya tinggal angan-angan? Kenapa Allah biarkan kita bersedih andai benar Dia sayangkan kita? Kita terlupa siapa diri kita. Siapa kita yang sebenarnya. Apa hak kita untuk mempertikaikan setiap aturan Sang Pencipta? Allah tak kejam. Tak pernah sekalipun Dia kejam pada hambaNya. Kita hanya tahu menunding jari. Hanya tahu menyalahkan setiap takdir yang ditetapkan bila mana keinginan dan kemahuan kita tidak dipenuhi. Tanpa kita sedar Allah pegang semua permintaan kita itu kemas-kemas. Allah tak tunaikan semuanya kerana Dia lebih tahu apa yang terbaik buat diri kita. Dia telah aturkan perjalanan yang jauh lebih indah dari apa yang kita rancang. Percaya saja. Tuhan menggenggam semua doa. Lalu dilepaskanNya satu persatu di saat yang paling tepat. Sabar. Allah takkan biarkan hambaNya berduka selamanya. Dia hanya mahu kita kembali ke jalanNya. Ke jalan yang sepatutnya. Dia berikan perpisahan agar kita sedar itu bukan yang terbaik buat kita. Bukan bermakna Allah tak sayangkan kita. Kadang, tanda cinta Allah terhadap seseorang itu Allah akan biarkan hati dia hancur berkali-kali sampai dia rasa tak ada lagi harapan di dunia ini. Dan itu akan membuat dia punya harapan hanya untuk allah saja. – Syeikh Abdul Kadir Jailani. Allah Tahu Apa Yang terbaik. Dia Aturkan Semuanya Jadi Cukup Indah. Kita hanya perlu yakin dan menanti saat dan ketika itu tiba. Dekatkan diri padaNya. Menangislah memohon ampun di atas dosa-dosa lalu. Semoga Dia permudahkan jalan kebahagiaan kita. Bila tiba masanya, kebahagiaan yang sebenar akan kunjung tiba. Kebahagiaan yang kita sendiri tak pernah terfikir dan terlintas. Apatah lagi kebahagiaan yang hadir bersama redha Allah. Trust in Allah timing. Rely on His promises. Wait for His answers. Enjoy His blessings. Relax in His remembrance. Janganlah Kita Salahkan Takdir Andai Perpisahan Berlaku.. Kita sepatutnya bersyukur kerana Allah dah peliharakan diri kita dari kedukaan yang lebih dalam. Atas sebab itu Dia sedarkan kita dari mimpi dan impian palsu itu lebih awal. Cinta, jika bukan bermisikan syurga, nikmat bahagia tidak akan kekal lama. Yang namanya cinta akan tiba hanya bila kita terlebih dahulu mendahulukan Tuhan dan ayahbonda dalam semua perkara. Percayalah dia’ nanti akan muncul di depan mata tanpa disangka-sangka. Saat itu barukita tahu betapa benarnya untuk meletakkan cinta pada tempatnya sebelum hadirnya dia’ – Diagnosis2 Andai Allah tak sayangkan kita, mungkin Dia akan biarkan kita terus hanyut dengan cinta palsu yang kita bina sendiri itu. Dan akhirnya kita rebah tersungkur bersama luka yang dalam hingga tak mampu lagi untuk bangkit kembali. Maka, yakinlah dengan ketentuan Allah. “La tahzan innallaha ma’ana.” “Don’t be sad. Allah is with us.” Artikel ini adalah perkongsian yang dihantar ke Inbox kami oleh penulis yang ingin dikenali sebagai CikDaa. Boleh lawati blognya disini
johnratueda10/19/2021. Allah berbicara kepada kita melalui Yesus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema Allah berbicara kepada kita melalui Yesus, diambil dari surat Ibrani. Demikianlah firman Tuhan : “maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sejatinya semua yang kita miliki hanyalah titipan. Titipan dariNya. Dan cepat atau lambat semua dari kita akan merasakan kehilangan. Entah itu kehilangan barang, harta, ataupun keluarga, bahkan seseorang yang dicintainnya. Karena sejatinya semuanya hanyalah titipan, tidak ada yang kekal, bahkan diri kita sendiri pun hanyalah titipan dariNya, Allah SWT. Lantas jika kita kehilangan apa yang kita lakukan ? stress? Gila ? sedihkah ? marahkah ? kecewakah ? menyesali kesalahan diri sendirikah ? atau bahakan menyalakan Tuhan dan bilang kalau Tuhan itu tak adail ?. itu terserah kita. Yah saat kita kehilangan respon apapun itu terserah kita, dan kita bebas memilih respon mana yang kita mau. Tapi satu hal yang perlu kita tahu dan kita ingat, respon apapun yang kita berikan itu tidak akan merubah keadaan dan tidak akan mengembalikan barang atau sesuatu yang telah hilang tersebut. Tak ada yang sia-sia yang Allah ciptakan untuk kita, begitu pun sebaliknya. Pasti ada manfaat dan ada hikmah dibalik kehilangan yang kita rasakan tersebut. Dari kehilangan kita dapat mengambil banyak pelajaran-pelajaran berharga seperti lebih mendekatkan diri kepada Allah, menyadari bahwa semua hanyalah titipan, dan masih banyak pelajaran yang dapat kita ambil linnya. Adapun beberapa hikmah dari kehilangan agar kita lebih bijak dalam menyikapi sesuatu tersebut, antara lain Semua milik Allah, dan kita hanya dititip. Hikmah yang pertama ini adalah semakin menyadarkan diri kita bahawa semua yang kita miliki dan semua yang ada hanyalah titipan dari Allah SWT. Dan jika sang pemilik mau mengambil sesuatu itu kapanpun dan dimanapun kita harus siap dan kita harus bisa mengikhlaskannya. Semoga dengan ini kita bisa lebih memiliki kesadaran tentang semua hanyalah titipan dan terhindar dari sifat terlalu cinta dengan kita lebih bersyukur Mengapa begitu ? bersyukur saat kehilangan ?. yah dari situ kita dapat lebih berfikir dan bersyukur bahwasannya nikmat yang masih bisa kita rasakan lebih banyak dari pada yang telah Allah ambil dari kita. Kadang kita lupa bersyukur dan mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Dan melalui kehilangan tersebut kita jadi ingat dan kita lebih bisa kita lebih dekat dengan Allah. Karena kehilangan sejatinya Allah telang mengingatkan kita bahawa semua hanayalah titipan. Dan melalui kehilangan tersebut otomatis kita akan lebih mengingat Allah dan akan lebih bisa mesyukuri banyak berbagi dan memberi. Boleh jadi ketika kita kehilangan Allah telah mengambil paksa sesuatu itu dari kita karena kurangnya kita bershodaqoh. Karena sejatinya dalam harta kita itu ada sebagaian hak milik orang lain, entah itu fakir, miskin, anak yatim, ataupun orang-orang yang membutuhkan. Banyak berbagi adalah cara terbaik untuk bersyukur dan menenangkan. Bahkan dengan berbagi pula akan menjaga kita dari sesuatu yang buruk yang akan menimpa kita. Lihat Humaniora Selengkapnya
Tiadasukacita, tiada kebahagiaan, tiada kedamaian dalam hati mereka yang tidak mengasihi Allah yang baik di dunia ini. Kita menginginkan surga, kita merindukan surga; tetapi agar kita pasti mendapatkannya, marilah kita mulai dengan mengasihi Allah yang baik di bawah sini, agar dapat mengasihi-Nya, memiliki-Nya dalam keabadian dalam Firdaus-Nya
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
DuaHal yang Allah Ambil Dari Tangan Kita Semua! 11/03/2022 2022-03-11 22:49. Dua Hal yang Allah Ambil Dari Tangan Kita Semua! Ada dua hal, yang Allah ambil dan lepas dari tangan semua manusia, siapapun, muslim non muslim, mukmin dan kafir, tanpa kecuali. Apa? Masa lalu dan masa depan. Luka-luka, nggak menghasilkan sesuatu yang begitu
Kenapa kita diuji oleh Allah, ini yang biasa bermain dalam fikiran point kita sebenarnya diberi ujian untuk kita belajar & untuk kita melihat kelemahan diri sendiri. Kalau tak ada ujian nanti kita akan jadi syok sendiri. Kita akan rasa diri kita betul, kita rasa kita boleh & sebagainya. Cuba tengok orang syok sendiri? Hidup susah ke hidup senang?Biasanya hidup dia senang, belum kerja lagi, belum lalu susah lagi. Masih duduk bawah tanggungan mak bapak & sebagainya. So korang nak jadi macam tu ke?Dah tentu tak kan. Sebab tu kita patut bersyukur sebab kita dipilih untuk diberi ujian dari Allah & ofcoz ujian ni diberi adalah untuk mematangkan diri kita juga, dan ujian dari Allah lah yang akan menentukan siapa diri kita yang sebenarnya. Ujian akan buat kita melihat kepada kebenaran. Ujian akan buat kan nampak kelemahan diri & kelebihan pada diri kita sendiri. Dengan ujian la kita dapat kenal diri kita sendiri. Jangan cakap dah kenal diri kalau ujian pun tak seberapa. So ujian adalah tanda kasih sayang dari Allah. Ujian bukan musibah. Musibah yang sebenar ialah orang yang tiada ujian dalam hidup. Yang ni kena kena jaga jaga. Something wrong with your life! 1. Ujian bagi kita pelajaran Dengan ujian lah kita belajar. Kalau kita tak belajar, macam mana kita nak matang?Bila Allah bagi ujian, bermaksud Allah nak bagi kita pengalaman & ilmu. Ada benda yang kita tak tahu selagi kita tak lalu. Bila kita dah lalu, kita akan rasa. Dengan rasa itu lah kita jadi tahu. Ujian dari Allah tu bukan bala. Tapi anugerah dari Allah untuk diri kita. Dengan ujian kita menjadi manusia yang berpengetahuan. Dan dengan pengetahuan ini lah yang akan menjadi senjata kita untuk survive dalam kehidupan. Dengan ujian, kita akan tahu kelemahan diri kita. Dengan ujian, kita belajar yang mana baik & yang mana buruk. Dengan ujian kita akan belajar dari kesilapan kita sendiri. Inilah ujian hidup dari Allah. Ujian yang akan mematangkan fikiran kita. Tanpa ujian, kita manja & tak kuat. Bahkan kita akan jadi manusia yang lemah. Kita kuat macam sekarang ni pun sebab macam macam kita dah lalu, cuba kita dimanjakan sejak kecil, adakah kita akan jadi seperti sekarang? 2. Ujian buka minda kita Kalau tak ada ujian, otak kita ni sampai bila bila akan tertutup. Tak matang dengan semua benda yang ada kat dalam dunia ujian, kita takkan tahu & takkan sedar yang mana baik & buruk. Kadang kita rasa dah pandai dalam dunia ni, tapi bila duji sikit, baru kita tahu yang kita ni ada banyak kelemahan. So ujian tu membuka minda kita untuk kita menuju kearah yang lebih baik. Lagi banyak ujian yang kita terima, lagi terbuka minda kita. Luas pengetahuan & luas mata memandang. Perkara yang dilihat dengan zahir, mungkin tak sama dengan hakikatnya. 3. Ujian kuatkan diri kita Kalau kita tak diuji, kita takkan tahu kelemahan kita sampai bila dengan ujian sahaja kita boleh mengenal siapa diri kita yang sebenarnya. Bila ujian datang pada diri kita, itu bermaksud Allah hendak kita perbaiki apa yang perlu kita perbaiki pada diri. Dengan jalan ujian lah, kita akan menjadi manusia yang kuat. Kuat jiwa, kuat iman & kental sampai bila bila. Tanpa ujian, kita ni hanya la kanak kanak yang baru dilahirkan. Hanya tahu dimanjakan sepanjang masa. Ujian dari Allah lah yang buatkan kita bertambah matang. 4. Ujian hidup untuk kita persiapkan diri Ujian adalah persiapan untuk diri zahir & batin kita sebelum menuju ke syurga. 1 tempat yang akan kekal abadi buat selama lamanya. Tapi sebelum kita kesana, kita dituntut untuk belajar tentang kehidupan. Dan semuanya kita dapat melalui dunia ni. Hanya dengan ujian, kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga didalam hidup. Kalau tak ada ujian, macam mana kita nak tahu erti penderitaan? Macam mana nak tahu erti susah? Dah ujian pun tak ada. Bila kita tak tahu semua tu, macam mana kita nak matang? Macam mana kita nak faham tentang kehidupan? Menghargai apa yang tak pernah kita hargai?Macam mana kita nak melayakkan diri untuk masuk ke syurga Allah dalam keadaan kita tak matang dengan kehidupan? Sebab tu la Allah bagi ujian. Supaya kita jadi orang yang hebat sebelum masuk ke syurga Allah. 5. Dengan ujian kita menjadi hebat Dengan ujian je kita boleh jadi orang yang hebat. Tak ada orang yang hebat tapi tak melalui tak ada. Serius tak lah yang membentuk diri kita ni untuk menjadi seorang yang hebat. Ujianlah yang buatkan kita menjadi seorang yang disegani & ditakuti. Tanpa ujian, sapa la kita ni. Budak budak baru nak membesar je. So kalau ada ujian, bertenang dulu. Ucapkan syukur pada Allah. InsyaAllah ujian tu Allah akan bantu. Tak ada yang lahir kat dunia ni terus jadi hebat. Semua nya kena lalu ujian dia dulu. Cuba ambil contoh para Nabi. Lagi tinggi pangkat Nabi disisi Allah, lagi besar ujian dia. Bukan semua Nabi tu sama ujian dia. Lagi dekat dengan Allah, lagi gila ujian yang Nabi lalu. Ujian untuk kita tahu tahap diri kita ni tengah ada kat level yang mana. Paling penting untuk tahu semua kelemahan diri sendiri. Baru la kita kenal sapa diri kita. Sebab rasa berat nak solat Punca gaji tak cukup Sebab susah tidur malam Tanda kemurungan Kenapa jiwa rasa gelisah? 6. Dunia ini tempat untuk kita belajar Betulkan pemikiran kita, teruskan belajar tentang kehidupan. Apa sahaja ujian yang datang ketahui lah itu adalah ujian supaya kita dapat belajar sesuatu yang baru. Tanpa ujian kita takkan belajar. Tanpa ujian kita takkan tahu apa itu penderitaan. Ujian akan buat ilmu & pengalaman kita bertambah. Pengalaman itu adalah sesuatu yang berharga. So buat rilek & buat piss, tanamkan dalam diri kita, yang kita ni sedang belajar je kat dunia ni. Allah kan ada. Setiap ujian yang Allah bagi mesti ada jalan keluarnya. Hanya perlu yakin dengan kuasa Allah. InsyaAllah semuanya akan berubah. 7. Jangan takut dengan ujian Kita boleh hadapi ujian dengan tenang jika kita selalu meletakkan diri kita bersama Allah. Dekatkan diri kepada Allah, insyaAllah ujian yang ada didepan mata kita akan menjadi mudah. Kita bukan keseorangan didunia ni. Mungkin kita rasa kita keseorangan tapi pada hakikatnya kita tak keseorangan. Allah itu sentiasa ada untuk diri kita. Kita sahaja yang tak perasan keberadaanNya. Kalau nak tahu, ujian ni adalah anugerah untuk hamba hambaNya yang terpilih. Kita dipilih untuk diuji, kerana Allah nak kita belajar sesuatu dari ujian tu. Tanpa ujian, siapa lah kita dihari ini. Ujian lah yang membentuk diri kita sebagai manusia yang kuat. Tanpa ujian, dah tentu kita lemah macam zaman kanak kanak dulu. 8. Jangan rendahkan ujian orang lain Bila orang lain bercerita tentang ujian dia, jangan sesekali kita merendahkan ujian yang dia sedang lalu. Contoh kita cakap “ujian aku lagi teruk dari kau” – “ujian kau tak seberapa lagi dari aku”Tak boleh kita compare & rendahkan ujian orang lain dengan ujian kita. Setiap orang tu diuji mengikut kapasiti masing masing. Ujian tu mungkin nampak biasa pada diri kita, tapi sangat berat bagi yang melaluinya. Sama juga dengan ujian diri kita, pada orang lain, ujian yang kita lalu mungkin biasa biasa. Tapi pada diri kita sendiri?Renung renungkan semula apa yang kita lalu. Kesimpulan Ujian dari Allah, adalah satu anugerah. Bukan satu bala atau mala petaka. Lihatlah dengan mata hati, lihatlah apa yang kita dah capai dalam diri kita kita akan jadi seorang yang berfikiran luas seperti sekarang, jika kita tak uji? Adakah kita tahu nilai kasih sayang, jika kita tak diuji dengan keluarga? Adakah kita tahu nilai duit jika kita tak diuji dengan masalah kewangan? Semua ujian yang Allah bagi tu bersebab. Bukan suka suka. Terimalah ujian dari Allah dengan hati yang redha. Hanya Allah tempat kita mengadu & meminta pertolongan. InsyaAllah.
Markus 7:6; Wahyu 2:10) Sebaliknya, bila dari hati kita dengan aktif ambil bagian dalam pelayanan umum, kita meneguhkan kepada diri sendiri dan orang-orang lain bahwa kita memang mempunyai harapan yang nyata. Kita menghormati Pencipta dan Pemberi kehidupan kita.
ALLAH sentiasa membukakan kepada kita pintu untuk menuntut ilmu dan belajar terutama semenjak kemunculan COVID-19. Lebih banyak masa terluang untuk kita dapat manfaatkan. Manusia diciptakan dengan penuh kelemahan, dengan penuh keterbatasan, penuh kehinaan dan kemiskinan. Yang memiliki kekuatan tanpa batas, yang memiliki kemampuan tanpa batas hanyalah Allah sahaja. Advertisement Allah yang menerbitkan matahari dari Timur, dan menenggelamkannya di Barat. Allah yang menciptakan virus-virus dan Dia jugalah yang menciptakan ubat-ubat atau penawar. Maka tidak ada jalan dan cara yang paling terbaik untuk keluar daripada kelemahan diri, kecuali dengan menyerahkan semuanya kepada yang Maha Kuat, kepada yang Maha Kaya, kepada yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Di zaman Nabi Musa ada seorang yang beriman, yang menyembunyikan keimanan dan keislamannya, yang dikenal dengan mukmin ahli keluarganya Firaun. Akhirnya dia bangkit kerana tidak mampu melihat pelbagai penentangan terhadap dakwah Nabi Musa Dia mengajak kaumnya untuk beriman dan menerima dakwah Nabi Musa tetapi akhirnya kaumnya marah, dan mereka merancang untuk menimpakan sesuatu kepada orang yang beriman ini. Di ketika melihat kondisi yang begitu mencengkam, di mana masyarakat yang merupakan kerabatnya sendiri, keluarganya sendiri, ternyata mereka sendiri hendak membunuh keluarganya sendiri. Siapa yang tidak kenal Firaun yang mempunyai bala tentera yang begitu ramainya, yang begitu berani dan kejam menindas dan membunuh bayi-bayi lelaki yang baru lahir. Apa kata Allah Allah ceritakan dalam surah Ghaffir ayat 44 dan 45 فَسَتَذۡكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمۡۚ وَأُفَوِّضُ أَمۡرِيٓ إِلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ “Kiranya kamu tetap berdegil sekarang maka kamu sudah tentu akan mengetahui kebenaran apa yang aku katakan kepada kamu; dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah untuk memeliharaku; sesungguhnya Allah Maha Melihat akan keadaan hamba-hambaNya”. Ghafir 44 فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُواْۖ وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ “Dengan keikhlasannya dan penyerahan dirinya kepada Allah maka ia diselamatkan oleh Allah dari angkara tipu daya mereka; dan Firaun bersama-sama kaumnya ditimpa azab seksa yang seburuk-buruknya,” Ghafir 45 Orang ini mengatakan bahawa aku serahkan semua urusanku kepada Allah aku sandarkan hidupku kepada-Nya, aku bertawakal kepada-Nya, kerana Allah yang akan mencukupi orang-orang yang menyerahkan urusannya kepada Allah dan inilah makna tawakal yang hakikatnya menyerahkan semuanya kepada Allah Nabi Muhammad setiap malam tatkala Beliau meletakkan tubuhnya, di atas tempat tidurnya sebelum Beliau memejamkan mata, Beliau berdoa dan membaca doa sebelum tidur, “Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku hadapkan wajahku kepada-Mu dan aku sandarkan belakangku kepada Kekuasaan Mu dengan keinginanku dan ketakutanku kepada-Mu, tiada tempat pergantungan dan tiada tempat untuk menyelamatkan diri daripada-Mu kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan dan aku beriman dengan Nabi-Mu yang Engkau utuskan.” Bukhari dan Muslim Doa ini mengandungi unsur yang melepaskan kekuatan seorang hamba dan menyerahkan semuanya kepada Allah Melakukan itu dengan penuh harap dan cemas. Hanya kepada Allah, manusia berharap dan takut. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di waktu tidur kita, mungkin banjir kilat, mungkin ribut yang meruntuhkan atap rumah kita, mungkin kebakaran, mungkin ada rompakkan dan bermacam-macam kemungkinan. Ketidaktahuan kita, seharusnya membuatkan kita menyerahkan semua urusan kita kepada Allah yang Maha Tahu ketidak mampuan kita. Sepatutnya semua ini menjadikan kita termotivasi untuk menyerahkan semuanya kepada Allah Tuhan yang Maha Berkuasa. Nabi sendiri menyerahkan semua urusannya kepada Allah Jadi penyerahan semuanya kepada Allah inilah roh nyawa kepada tawakal itu sendiri. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, mendefinasikan makna dari tawakal itu ialah menyerahkan segala-galanya kepada Allah Ini makam yang terkhusus dari makamnya orang-orang yang kenal Allah Makin engkau kenal Allah semakin engkau menyerahkan segala-galanya kepada Allah Dan Ibnu Qayyum juga mengatakan, Menyerahkan itu adalah rohnya tawakal, isinya hakikat kepada tawakal. Iaitu menyerahkan semua urusanmu kepada Allah dan menyandarkannya kepada Allah dia melakukan itu disebabkan ikhtiar dia, sebagai usaha dia dan memang seharusnya dia berbuat begitu. Jadi seorang hamba ketika dia menyerahkan segala-galanya kepada Allah bukan kerana terpaksa dan sebagainya tetapi memang seharusnya kita sebagai hamba menyerahkan segala-galanya kepada Allah Dan ini adalah sebagai bentuk ibadah dalam langkah kita berikhtiar. Dan Ibnu Qayyim menjelaskan bahawa dia memberikan perumpamaan seperti penyerahan seorang anak bayi yang lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa yang boleh dijadikan perlindungan, kecuali kepada bapanya. Kenapa? Kerana dia tahu bapanya sayang kepadanya, bapanya peduli kepadanya, bapanya sentiasa ambil tahu ke atasnya, pengurusan bapanya ke atas dirinya lebih baik dari dirinya sendiri. Bapanya mengatur dan membantu apa-apa sahaja urusannya untuk keperluannya sendiri. Tiada orang lain yang lebih mampu, yang lebih baik untuk diserahkan urusannya selain bapanya. Sebab dia tahu siapa bapanya. Maka seperti itu jugalah orang yang bertawakal, di mana dia tidak dapat berlindung kecuali kepada Tuhannya. Jadi menyerahkan segalanya kepada Allah itu bukan kerana terpaksa tetapi memang pilihan kita. Kerana kita tahu dengan keterbatasan kita, semua usaha, semua ikhtiar dan semua sebab yang kita jalani, kita yang melakukannya sendiri tetapi urusannya kita serahkan semuanya kepada Allah Contohnya, seperti orang keluar dari rumahnya, dia pastikan semuanya dalam keadaan baik, pintu rumahnya berkunci, kenderaannya dalam keadaan baik dan dia bergerak dengan lafaz Bismillah dan berdoa, “Dengan nama Allah aku bertawakal kepada-Nya dan tiada daya serta upaya kecuali dengan keizinan Allah Abu Daud dan At-Tirmizi Dengan nama Allah kita serahkan semua urusan hidup kita kepada Allah Kenapa? La hawla wala quwwata illa billah’ tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bantuan Allah dan dengan izin Allah sehingga setiap hari di waktu pagi dan petang, Nabi mengajarkan kita membaca doa ini Maksudnya, “Wahai Tuhan yang tetap hidup, yang kekal memerintah selama-lamanya, dengan rahmat-Nya aku memohon pertolongan. Perelokkanlah bagiku segala urusanku semuanya dan janganlah Engkau biarkan nasibku ditentukan oleh diriku sendiri walaupun sekadar sekelip mata.” Al-Hakim mentashihnya dan disokong oleh Az-Zahabi Kita mesti menyerahkan semua urusan kita kepada Allah kerana Allah tahu. Usaha tanpa bantuan Allah tidak akan menjadi. Nabi ajarkan ini kepada kita, tawakal ini amalan hati. Semua ikhtiar dan usaha kita, seperti bekerja, jaga SOP dan yang lain-lain, ini ikhtiar kita tetapi tawakal kita di dalam hati. Jadi kena disynchronicekan atau diselaraskan antara usaha dan tawakal. Tawakal amalan hati dan usaha, amalan fizikal kita, kedua-duanya mesti seiring. Menyerahkan semuanya kepada Allah merupakan buah dari keimanan. Orang beriman itu, syaratnya mesti serahkan semua urusannya kepada Allah Allah berfirman dalam surah At-Taubah ayat 51 قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ “Katakanlah wahai Muhammad “Tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung yang menyelamatkan kami, dan dengan kepercayaan itu maka kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”.” At-Tawbah 51 Ayat ini mengenai musibah. Musibah datang tanpa diundang. Kita tidak menginginkan terkena musibah dan begitu juga kita tidak menginginkan terkena COVID-19, begitu juga kepada frontliners yang terlibat secara langsung dengan urusan dan perawatan penyakit COVID-19. Semua orang tidak ingin terlibat dengan COVID-19. Sudah patuhi pemakaian SOP tetapi kalau masih juga terkena COVID-19 maka serahkanlah segala-galanya kepada Allah Setiap mukmin ada keyakinan di dalam dirinya bahawa tidak menimpa sesuatu kepada kita kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Allah pelindung kita. Jadi di ketika musibah datang kepada kita, kita akan memahami bahawa semuanya ini Allah yang telah menentukannya lalu kita akan bersabar menerimanya dan mencari hikmah di sebaliknya. Cuba lihat dalam surah Al-Maidah ayat 23 …وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ “…dan kepada Allah jualah hendaklah kamu berserah setelah kamu bertindak menyerang, jika benar kamu orang-orang yang beriman.” Al-Ma’idah 23 Tawakal itu bukanlah maksudnya, misalnya dia sudah divaksin 2 kali dan sudah ambil vaksin penggalak, booster, sudah pakai pelitup muka dan lain-lain arahan Kementerian Kesihatan, maka seseorang itu tidak akan dijangkiti wabak. Tetapi tawakal itu di sini bermaksud bahawa yang menyelamatkan dari penyakit ini adalah Allah Sebab itu para doktor dan Kementerian Kesihatan telah menyatakan, walaupun rakyat sudah divaksin bukan jaminan dia akan terhindar dari jangkitan COVID-19. Sebab itu Allah telah jadikan syarat beriman itu, engkau mesti bertawakal kepada Allah seperti yang Allah nyatakan dalam firman-Nya surah al-Maidah ayat 23 di atas. Dan dalam surah Yunus ayat 84 hingga 86 وَقَالَ مُوسَىٰ يَٰقَوۡمِ إِن كُنتُمۡ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ فَعَلَيۡهِ تَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّسۡلِمِينَ “Dan Nabi Musa pula berkata kepada kaumnya “Wahai kaumku! Kalau sungguh kamu beriman kepada Allah, maka hendaklah kamu berserah diri kepadaNya, jika betul kamu orang-orang Islam yang berserah diri bulat-bulat kepada Allah”.” Yunus 84 فَقَالُواْ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡنَا رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا فِتۡنَةٗ لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ “Lalu mereka berkata “Kepada Allah jualah kami berserah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau jadikan kami landasan fitnah kesengsaraan bagi kaum yang zalim ganas.” Yunus 85 وَنَجِّنَا بِرَحۡمَتِكَ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ “Dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari angkara kaum yang kafir”. Yunus 86 Allah menceritakan mengenai Nabi Musa bersama kaumnya dan kezaliman Firaun kepada mereka. Bagi wanita mengandung, selamat sahaja melahirkan anak lelaki, anak itu akan disembelih. Sehingga kaumnya mengatakan, wahai Musa sebelum kamu datang, kami sudah ditindas dan disakiti oleh Firaun dan selepas engkau datang pun, kami tetap begini juga, tidak berubah. Di Ketika inilah, Nabi Musa menanamkan keimanan ke dalam diri kaumnya. Bahawa segala sesuatu bukan berserah kepada Musa dan lain-lain tetapi kepada Allah seperti dalam ayat di atas, serahkan segala-galanya kepada Allah Apa kata Nabi Musa kepada kaumnya dan Allah nyatakan di dalam al-Quran di atas. Kalau kalian benar-benar beriman serahkan segala-galanya kepada Allah Sinonim dengan maksud Islam itu sendiri iaitu berserah kepada Allah tanpa banyak mengeluh, mengadu, fikiran kacau dan lain-lain. Kalau kalian beriman serahkan segalanya kepada Allah Allah sangat sayang kepada hamba-hamba-Nya. Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Dan Allah lebih mampu untuk memberikan yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya kerana Allah Maha Kaya. Ingat! Di ketika lisan mengatakan tawakal, hati mesti menyerahkan segala-galanya kepada Allah Di samping berdoa, bekerja untuk mencari rezki, beraktiviti untuk menjaga kesihatan diri juga keluarga, makan makanan yang sihat tetapi hati mesti menyerahkan semuanya kepada Allah Betapa banyaknya ayat-ayat di dalam al-Quran yang memerintahkan Nabi Muhammad dan manusia untuk bertawakal. Kenapa? Kerana ramai manusia rasa kuat, rasa bijak, rasa mampu untuk melakukan sendiri segala-galanya. Dan ada di kalangan manusia yang ketika berhadapan dengan ujian, musibah dan kesulitan dalam hidup, dia tidak mampu menghadapinya, lalu mengalah dan berputus asa, seolah-olah dia merasakan bebanan musibah ini lebih berat dari kemampuan yang dia ada dan dia lupa untuk menyerahkan semuanya kepada Allah Dalam surah Hud ayat 123 وَلِلَّهِ غَيۡبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَإِلَيۡهِ يُرۡجَعُ ٱلۡأَمۡرُ كُلُّهُۥ فَٱعۡبُدۡهُ وَتَوَكَّلۡ عَلَيۡهِۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ “Dan Allah jualah yang mengetahui rahsia langit dan bumi dan kepadaNyalah dikembalikan segala urusan. Oleh itu, sembahlah akan Dia serta berserahlah kepadaNya. Dan ingatlah, Tuhanmu tidak sekali-kali lalai akan apa yang kamu lakukan.” Hud 123 Semua yang ghaib baik di langit dan di bumi, segala-galanya milik Allah Dan semua apa-apa sahaja ketentuan, kita serahkan kepada Allah dan moga ianya berakhir dengan kebaikan. Jadi apa tugas kita yang sebenarnya?. Allah mengingatkan semua yang ada di dunia ini dan di akhirat kelak mengikut apa sahaja kata Allah Kalau Allah katakan tidak!, maka ianya tidak. Tiada ada sesuatu yang akan dapat merubah keputusan Allah Kalau Allah kata ya!, maka tiada siapa yang dapat menolak akan terjadinya. Jadi sembahlah Dia. Jangan meminta-minta kepada selain daripada Allah Semua urusan di tangan-Nya. Dan bertawakallah kepada-Nya. Tawakal sangat berkait dengan ibadah. Allahlah memiliki dan berkuasa ke atas setiap sesuatu dan kepada-Nya semua makhluk bertawakal. Semua dalam pengetahuan Allah Melata sekarang umat Islam ditindas dan dizalimi di sana sini. Semuanya Allah tahu. Dalam semua ujian, bala’, musibah, Allah mampu menarik semula semuanya itu kembali, seperti Allah pernah tenggelamkan satu dunia dengan banjir besar di zaman Nabi Nuh وَكَّلۡ عَلَى ٱلۡحَيِّ ٱلَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهِۦۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا “Dan berserahlah engkau kepada Allah Tuhan Yang Hidup, yang tidak mati; serta bertasbihlah dengan memujiNya; dan cukuplah Ia mengetahui secara mendalam akan dosa-dosa hambaNya;” al-Furqan 58 وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱلۡعَزِيزِ ٱلرَّحِ “Dan berserahlah kepada Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengasihani,” ash-Shu’ara 217 Maka bertawakallah kepada Tuhan yang maha Perkasa dan Penyayang dan menyebut Hasbunallah wani’mal wakil seperti kaumnya Nabi Musa. Kerana manusia itu ketika berbuat sesuatu, dia selalu mengharapkan sesuatu sebagai balasan, apa yang dia akan dapat? Contohnya, doktor berkata kepada pesakitnya, engkau mesti divaksin. Pesakit akan bertanya semula, kenapa harus divaksin dan apa kebaikannya? Lalu para doktor akan menjelaskan bahawa, vaksin COVID-19 mampu melindungi tubuh seseorang dari infeksi virus Corona. Tidak hanya itu, jika kamu terinfeksi virus penyebab COVID-19, vaksin boleh membantu mencegah tubuhmu dari kesan sakit parah atau potensi terkena komplikasi serius. Setelah berusaha, bertawakallah sepenuhnya kepada Allah Impaknya, apa yang kita dapat? 1. Dapat cinta dari Allah Kita cuma seorang hamba yang lemah, hina dan miskin. Rasa kehambaan ini akan menjadikan dirinya semakain rasa sangat memerlukan Allah balasannya, Allah akan semakin cinta dan belas kasihan kepada hamba-Nya ….فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ “… maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengasihi orang-orang yang bertawakal kepadaNya.” Aal-E-Imran 159 Dan inilah makna realisasi ubudiyah penghambaan yang sempurna kepada Allah Taala “…Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dia pergunakan untuk mendengar, pandangannya yang dia pergunakan untuk memandang, tangannya yang dia pergunakan untuk menyerang, dan kakinya yang dia pergunakan untuk berjalan. Dan jika meminta kepada-Ku pasti Aku akan memberinya, dan jika memohon perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya…” Hadis Qudsi, Diriwayatkan oleh Al-Bukhari 2. Allah akan mencukupkan semua urusan hamba-Nya. Allah akan anugerahkannya ketenangan, kedamaian, tak panik, kemudahan dan bermacam-macam lagi untuk keperluannya. Contoh, ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api, Nabi Ibrahim tak panik, cuma mengatakan hasbunallah wani’ma lwakil. Allah sebaik-baik pelindung. Jadi kalau kita tawakal kepada Allah kita akan rasakan kedamaian, ketenangan kerana Allah akan mencukupkan kita. Seperti firman Allah dalam surah At-Talak ayat 3 وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا “Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya. Dan Ingatlah, sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya untuk menolong dan menyelamatkannya. Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendakiNya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu.” At-Talaq 3 Allah telah memberi jaminan pertolongan kepada yang bertawakal. Apakah kita masih meraguinya? Seharusnya ia mesti benar-benar bertawakal dalam semua urusannya. Jika bertawakal, Allah akan selesaikan. 3. Allah akan selamatkan dari syaitan. Kita tahu syaitan itu musuh kita, dan syaitan sentiasa berusaha menguasai kita, mengatur kita, kerana ia ingin mempunyai kawan sebanyak-banyaknya di neraka sana. Salah satu cara untuk menolak dan menjaga diri dari godaan iblis adalah dengan senantiasa berzikir dan meminta bantuan kepada Allah نَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ “Sesungguhnya Syaitan itu tidak mempunyai sebarang pengaruh terhadap orang-orang yang beriman dan yang berserah bulat-bulat kepada Tuhan mereka.” an-Nahl 99 Bila melihat orang sedang stres kemurungan dari tekanan, resah, kesusahan, putus asa, ingin bunuh diri dan lain-lain, lalu di ketika dalam situasi begini, ada yang akan menyalahkan Allah Ada yang ketika ditimpa musibah lalu mempersoalkan, apa dosaku? Allah tak sayangkan aku? atau adakah Allah telah menzalimi diriku?. Na’zubillah min zaalik. Tetapi bagi orang yang bertawakal kepada Allah apa yang akan terjadi? Allah akan menjagai dan melindunginya dari godaan dan tipu daya syaitan kerana hatinya bergantung kepada Allah Dan Allah sebutkan dalam surah an-Nahlu ayat 99 di atas. Syaitan tidak akan dapat menguasai orang beriman yang bertawakal. 4. Mengusir dari jiwa dan diri kita, rasa keraguan, rasa was-was, perasaan persimis, percaya kepada angka, percaya kepada binatang-binatang tertentu yang membawa sial, angka-angka tertentu, hari-hari tertentu seperti bulan Safar dan banyak lagi kepercayaan khurafat yang ada dalam masyarakat. Bagaimana untuk membuang perasaan ini? Tawakal dengan Allah dan mengucapkan hasbunallah “Sabda Rasulullah “Tiada penularan penyakit, tiada thiyarah, tiada nasib malang pada burung hantu dan tiada musibah pada bulan Safar.”” Hadis Riwayat al-Bukhari Menjadi kebiasaan orang jahiliah mempercayai sial burung yang menentukan nasib baik buruk apabila mereka mahu keluar sama ada untuk berniaga atau bermusafir “Rasulullah menyebut “Sesiapa yang menangguhkan hajatnya kerana mempercayai burung sesungguhnya dia melakukan perkara syirik.”” Hadis Riwayat Ahmad Itulah kepercayaan yang menjadi prinsip akidah umat Islam melalui Rukun Iman keenam iaitu beriman kepada qada’ dan qadar “Katakanlah wahai Muhammad “Tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung yang menyelamatkan kami, dan dengan kepercayaan itu maka kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”.” at-Tawbah 51 “Rasulullah memberi amaran “Menyandarkan keburukan kepada sesuatu ialah syirik dan tidak termasuk ke dalam golongan kami melainkan mereka yang beriman sahaja. Sesungguhnya Allah menghilangkan syirik itu dengan tawakal.” Hadis Riwayat Ibnu Majah 5. Tawakal ini merupakan benteng yang sangat kuat, dalam menghadapi kezaliman orang-orang yang zalim, dalam menghadapi kejahatan orang-orang yang jahat. Dalam menghadapi konspirasi orang-orang yang berniat jahat kepada kita dan umat Islam. Bagaimana kita menghadapinya? Serahkan kepada Allah seperti firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 173 dan 174 لَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنٗا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ “Mereka juga ialah yang diberitahu oleh orang-orang pembawa berita kepada mereka “Bahawa kaum kafir musyrik telah mengumpulkan tentera untuk memerangi kamu, oleh itu hendaklah kamu gerun kepadanya”. Maka berita itu makin menambahkan iman mereka lalu berkata “Cukuplah untuk menolong kami, dan Ia sebaik-baik pengurus yang terserah kepadaNya segala urusan kami”” Aal-E-Imran 173 فَٱنقَلَبُواْ بِنِعۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٖ لَّمۡ يَمۡسَسۡهُمۡ سُوٓءٞ وَٱتَّبَعُواْ رِضۡوَٰنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضۡلٍ عَظِيمٍ “Setelah pergi mengejar musuh, mereka kembali dengan mendapat nikmat dan limpah kurnia dari Allah, mereka tidak disentuh oleh sesuatu bencana pun, serta mereka pula menurut keredaan Allah. Dan ingatlah, Allah mempunyai limpah kurnia yang amat besar.” Aal-E-Imran 174 Allah menceritakan mengenai kisah orang-orang Musyrikin di waktu perang Uhud. Ketika umat Islam telah dikalahkan, mereka pulang kerana telah menang tetapi mereka datang semula untuk memusnahkan seluruh umat Islam. Dan Ketika perang Ahzab, orang-orang Musyirikin, dengan 10,000 kekuatan tentera gabungannya, mereka datang untuk menghancurkan umat Islam dan kota Madinah. Apa yang terjadi kepada Nabi dan para Sahabat? Allah ceritakan hal ini dalam ayat-ayat di atas. Ketika umat Islam ditakut-takutkan dengan kekuatan musuh dan ancaman yang dahsyat, ternyata hal ini menambahkan keimanan para Sahabat. Dan mereka mengatakan, Hasbunallah wani’mal wakil’. Malah musuh-musuh pula yang mendapat musibah dari perancangan mereka sendiri. Cuba fahami kisah Ashabul Ukhdud ini. Kisah anak muda yang menyandarkan dan menyerahkan setiap sesuatunya hanya kepada Allah “Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berkenan dengan kisah Ashabul Ukhdud, dari Shuhaib “Ada seorang raja pada umat sebelum kalian. Dia punya tukang sihir. Ketika tukang sihir itu sudah mulai tua, ia berkata kepada raja, “Aku sudah tua, kirimkan kepadaku anak muda agar aku ajari sihir! Maka raja itu pun mengirimkan satu anak muda agar diajari sihir. “Di tengah jalan yang ditempuh anak muda ini, terdapat seorang rahib, maka anak muda itu pun duduk mendengarkan ucapan rahib dan merasa tertarik. Akhirnya tiap datang ke tukang sihir ia singgah kepada rahib untuk belajar darinya, sehingga jika datang ke tukang sihir ia dipukul, maka ia adukan hal itu kepada rahib. Rahib mengatakan, “Jika kamu takut kepada tukang sihir itu, katakan keluargaku menahanku. Dan jika kamu takut pada keluargamu maka katakan tukang sihir menahanku”. “Pada suatu hari yang biasa ia lalui, ada seekor binatang besar yang menghalangi manusia, menutupi jalan. Maka ia berkata dalam hati, ”Hari ini aku tahu apakah tukang sihir yang lebih utama ataukah rahib, ia mengambil batu kemudian berkata, ”Ya Allah jika urusan rahib yang lebih Engkau cintai daripada tukang sihir, maka bunuhlah binatang besar ini, supaya manusia boleh melalui jalan itu”. Kemudian ia melempar batu tersebut ke arah binatang tersebut dan binatang itu mati, manusia pun boleh melalui jalan itu. “Kemudian ia datang kepada rahib dan menceritakan kisah tersebut, rahib berkata kepadanya, “Wahai anakku, sekarang kamu lebih baik daripadaku, urusanmu telah mencapai tingkatan seperti yang aku lihat, dan kamu pasti akan mendapat cubaan, jika kamu diuji maka jangan menunjukkan mengenaiku jangan ceritakan aku. “Anak muda ini boleh mengubati orang buta sejak lahir, penyakit kulit serta mengubati manusia dari berbagai penyakit. Orang dekat raja yang buta mendengar mengenai anak muda ini, maka ia mendatanginya dengan membawa banyak hadiah. Ia berkata, ”Semua ini aku kumpulkan untukmu jika kamu boleh menyembuhkan aku.” anak muda itu menjawab Sesungguhnya aku tidak mampu menyembuhkan siapapun, tetapi Allah yang menyembuhkan, jika kamu beriman kepada Allah, maka aku akan berdoa agar Allah menyembuhkanmu.” “Orang dekat raja itu pun beriman, dan Allah menyembuhkan kebutaannya. Ia datang menghadap raja, duduk sebagaimana biasa, raja bertanya,”Siapa yang menyembuhkanmu?” ia menjawab, “Rabb ku”, raja bertanya, ”Apa kamu punya tuhan selain aku?” ia menjawab “Rabb ku dan Rabb mu”, maka ia menghukum dan menyeksa orang itu hingga ia menunjukkan perihal anak muda tersebut. “Anak muda itu pun dibawa menghadap. Raja bertanya, ”Apakah sihirmu sudah boleh menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, penyakit kulit dan lain-lain?” ia menjawab, “Aku tidak bisa menyembuhkan siapapun, yang menyembuhkan hanyalah Allah.” Maka anak muda ini dihukum dan diseksa hingga menunjukkan perihal rahib, dan akhirnya rahib itu didatangkan dan diperintahkan, “Kembaliah keluarlah dari agamamu sekarang!” Rahib itu menolak dan diletakkan sebuah gergaji, diletakkan tepat di atas kepalanya, kemudian dibelah hingga terbelah. Kemudian orang dekat raja didatangkan lagi dan dikatakan ”Tinggalkan agamamu!” Dia menolak, maka diletakkan gergaji di atas kepalanya dan dibelah. “Lalu didatangkan lagi anak muda itu dan dikatakan kepadanya, ”Keluarlah dari agamamu!” dan ia menolak, maka raja itu memerintahkan pasukannya untuk membawanya ke puncak gunung, mereka menyeretnya ke puncak gunung,” Jika kalian sudah sampai di puncak gunung, sampaikan kepadanya untuk meninggalkan agamanya. Jika menolak ,maka lemparkan ia ke bawah!” “Mereka membawa anak muda itu ke puncak gunung, sedang ia berdoa ”Ya Allah, cukupkanlah aku dari mereka dengan apapun yang Engkau kehendaki” Gunung bergoncang dan mereka berjatuhan, maka ia berjalan kembali pulang menuju istana raja. Raja bertanya, “Apa yang dilakukan rombongan padamu?” Ia menjawab, “Allah mencukupkan aku dari mereka” “Raja kembali memerintahkan orang-orang untuk membawanya, “Bawalah ia ke dalam sebuah kapal kecil sampan, seret hingga ke tengah laut!” Mereka membawa anak muda itu ke laut dalam sampan kecil, ia berdoa “Ya Allah, cukupkanlah aku dari mereka dengan apa saja yang Engkau mahu” Tiba-tiba kapal mereka terbalik dan mereka tenggelam. Kembali ia berjalan menuju raja. Raja bertanya, ”Apa yang terjadi dengan rombonganmu?” Ia menjawab, ”Allah mencukupkan aku dari mereka” kemudian ia berkata, “Kamu tidak akan bisa membunuhku hingga aku perintahkan kamu” “Raja bertanya, ”Siapa itu?” Ia menjawab, ”Kumpulkan semua manusia dalam satu tempat lapang, salib aku di atas pohon kurma, kemudian ucapkan, ”Dengan nama Allah, Rabb anak muda ini” lalu lepaskan anak panah itu, jika kamu melakukan itu maka kamu akan bisa membunuhku.” “Raja mengumpulkan rakyatnya dalam tempat lapang, dan anak muda tersebut telah disalib di atas pohon kurma, kemudian ia mengambil anak panah dari tempat anak panah pemuda itu, meletakkannya tepat di tengah busur, kemudian membaca, ”Dengan nama Allah, Rabb anak muda ini.” kemudian melepaskannya dan anak panah itu tepat mengenai pelipisnya. Anak muda itu meletakkan tangannya di pelipis pada anak panah yang menancap, lalu ia mati. “Orang-orang yang hadir berteriak, ”Kami beriman kepada Rabb anak muda ini. Kami beriman kepada Rabb anak muda ini. Kami beriman kepada Rabb anak muda ini!” “Raja diberitahu, ”Tahukah anda bahwa apa yang anda takutkan? Demi Allah apa yang anda khuatirkan telah terjadi. Manusia telah beriman kepada Allah.” Maka raja ini memerintahkan untuk menggali parit di mulut-mulut besi. “Maka dibuatlah, kemudian dinyalakan api. Lalu ia berkata, “Siapa yang tidak kembali dari agamanya agama raja maka bakar mereka! Perintah itupun dilaksanakan, hingga giliran Ibu muda dengan bayinya, wanita ini merasa ragu dan takut dilemparkan ke dalam parit yang menyala, maka bayinya berkata “Hai ibu, sabarlah, kerana engkau di atas kebenaran.” “Dalam satu riwayat, “Dibawalah seorang wanita menyusui, dikatakan kepadanya, “Tinggalkan agamamu, jika tidak maka kami akan lempar kamu dan juga bayimu! Ibu itu merasa kasihan dengan bayinya dan berniat hendak kembali dari agamanya agama raja, maka bayi itu berkata kepadanya, “Hai Ibu, tetaplah di atas kebenaran, sesungguhnya jika kembali kepada kekufuran, adalah aib dan kehinaan. Maka mereka melemparkannya juga bayinya ke dalam api.” Hadis Riwayat Muslim Imam Ibnu Qayyim mengatakan, Tawakkal itu di antara sebab terkuat dalam menghadapi gangguan dari orang-orang yang ingin menzaliminya. Segala-galanya diserahkan kepada Allah 6. Orang yang menyerahkan segalanya kepada Allah Allah akan berikan rezeki seperti Allah memberikan rezeki kepada burung. Bagaimana burung, pagi keluar mencari rezeki, Ketika petang dia sudah kenyang. Rasulullah mengibaratkan tawakal seperti perilaku burung وْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُوا خِمَاصاً وَتَرُوْحُ بِطَاناً “Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang hari dalam keadaan kenyang.” Hadis Riwayat Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Hibban, dan Al-Mubarak dari Umar bin Khathab 7. Mereka yang menyerahkan segalanya kepada Allah akan masuk syurga tanpa hisab. Janji Allah itu benar. Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah Hadis dari Ibnu Abbas dari Nabi bahawa beliau bersabda yang bermaksud “…akan ada yang akan masuk syurga tanpa hisab sejumlah 70,000 orang. Kemudian Nabi masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para Sahabat. Maka para Sahabat pun membicarakan mengenai 70,000 orang itu. Mereka berkata, Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.’ Maka sampailah hal itu kepada Nabi lalu beliau keluar dan berkata, mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah dimanterai, tidak meramal nasib Takhayul dan kurafat dan tidak melakukan pengubatan dengan cara di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakal.” Hadis Riwayat Bukhari 8270 Kesimpulan Tawakal yang sebenarnya mengikut Ibnu Rajab Rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan Hadis no. 49 mengatakan, Tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia mahupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahawa tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata.’ Perhatikanlah firman Allah yang maksudnya “Barangsiapa bertakwa kepada Allah nescaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” at-Talaq 2-3 Nabi pernah membaca ayat ini kepada Abu Dzar. Lalu Beliau berkata kepadanya yang bermaksud “Seandainya semua manusia mengambil nasihat ini, sungguh hal ini akan mencukupi mereka.” Yaitu seandainya manusia benar-benar merealisasikan takwa dan tawakal, maka sungguh Allah akan mencukupi urusan dunia dan agama mereka.” Jami’ul Ulum wal Hikam, penjelasan Hadits no. 49 Wallahu’lam FARIDAH KAMARUDDIN – HARAKAHDAILY 8/12/2021
DanAllah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (QS Ali Imran: 154). Ditelaah dari firman Allah SWT diatas, bisa kita ambil sebuah pernyataan yaitu pengandaian adalah sebuah bentuk protes kita kepada takdir Allah SWT.
Ikhlas merupakan salah satu akhlakul mahmudah yang harus dimiliki oleh semua orang. Secara sederhana, ikhlas adalah lawan dari riya yaitu kita melakukan segala pekerjaan ataupun ibadah hanya semata-mata karena ingin mendapatkan ridho Allah SWT. Sementara rya yaitu melakukan suatu amal perbuatan dan ibadah karena ingin mencari penghargaan dan juga pengakuan dari manusia. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian ikhlas secara bahasa dan ciri-ciri serta bagaimana agar kita memiliki hati yang ikhlas dalam menjalani semua hal yang ada di hidup kita. Untuk lebih lengkapnya, di bawah ini penulis akan menjelaskan definisi ikhlas secara lebih rinci. Pengertian IkhlasPengertian Ikhlas Menurut Para Ahli1. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad Abduh2. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad al-Ghazali3. Pengertian Ikhlas Menurut Imam Al-Qusyairi4. Pengertian Ikhlas Menurut Hamka5. Pengertian Ikhlas Menurut Syekh Ibnu Atha’illah6. Pengertian Ikhlas Menurut Ali MahmudCiri-Ciri Ikhlas1. Tidak Suka Dipuji2. Tidak Berambisi Menjadi Pemimpin3. Mendengarkan Nasehat4. Menganggap Sama Pujian Dan Hinaan5. Melupakan Amal Baik6. Melupakan Hak Amal BaiknyaTingkatan Ikhlas1. Ikhlas Awam2. Ikhlas Khawas3. Ikhlas Khawas al-KhawasUnsur-Unsur Ikhlas1. Niat2. Mengikhlaskan Niat3. Dapat DipercayaContoh IkhlasMacam-Macam Fungsi IkhlasTips Supaya Ikhlas Dalam BeramalDoa Supaya Selalu IkhlasRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Ikhlas adalah ruh dari suatu amal perbuatan. Apabila amal perbuatan yang kita lakukan tidak disertai dengan rasa ikhlas, maka hal itu bagaikan jasad sebuah tubuh yang tidak memiliki ruh. Seperti halnya hikmah yang disampaikan oleh Ibnu Athaillah As-Sakandari. الأعمال صور قائمة وأرواحها وجود سر الإخلاص فيها Tak hanya itu saja, akhlakul karimah yang berupa ikhlas adalah buah dari Ihsan yaitu suatu keyakinan seseorang bahwa yang kita lakukan diketahui dan dilihat oleh Allah SWT. Jika diartikan secara bahasa, makna Ikhlas memiliki arti membersihkan jernih, bersih, suci dari pencemaran, suci dari campuran, baik itu berupa materi ataupun tidak. Selain itu, ikhlas juga bisa diartikan secara istilah, dimana artinya adalah membersihkan hati agar menuju kepada Allah SWT saja. Dengan kata lain, dalam melakukan ibadah, hati kita tidak boleh menuju kepada selain Allah SWT. Kemudian pengertian ikhlas menurut Ali Al Dagog yaitu menutupi segala sesuatu dari pandangan makhluk lain. Biasanya, orang yang memiliki hati yang ikhlas disebut sebagai seorang Mukhlis yaitu seseorang yang ikhlas dan tidak mempunyai sifat riya. Sementara menurut Fudhail Bin Iyadh, ikhlas adalah beramal hanya semata-mata karena Allah SWT. Apabila seseorang beramal karena untuk menarik perhatian manusia, maka orang tersebut termasuk orang yang riya. Sedangkan orang yang beramal karena manusia disebut syirik. Sementara posisi ikhlas berada di antara riya dan syirik. Lalu, ikhlas menurut Imam Nawawi yaitu ﺍﻹِﺧْﻼَﺹُ ﺑِﺄَﻥْ ﻃَﻬُﺮَﺕْ ﺣَﻮَﺍﺳُﻪُ ﺍﻟﻈَّﺎﻫِﺮَﺓُ ﻭَ ﺍﻟْﺒَﺎﻃِﻨَﺔُ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﺧْﻼَﻕِ ﺍﻟﺬَّﻣِﻴْﻤَﺔِ Ikhlas adalah membersihkan seluruh panca indranya secara lahir dan batin dari budi pekerti yang tercela. Beramal adalah salah satu pembuktian makhluk kepada Allah SWT, bahwa mereka adalah seorang hamba yang patuh kepada Sang Pencipta yang sudah memberikan amanat dan rahmat yang luar biasa. Dimana amal yang dilakukan ditujukan sebagai suatu pembuktian ketaatan mereka kepada Allah SWT. Sehingga harus dilakukan dengan hati yang bersih dan murni. Jadi apa yang kita amalkan dan apa yang kita lakukan benar-benar hanya karena Allah SWT dan bebas dari kemunafikan yaitu riya atau syirik. Hal tersebut sejalan dengan salah satu ayat yang ada di dalam Al Qur’an di QS. Al Mulk ayat 2 اَلَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَّهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ Artinya “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. Pengertian Ikhlas Menurut Para Ahli Berikut ini adalah beberapa pengertian ikhlas menurut para ulama sesuai dengan versinya masing-masing. 1. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad Abduh Menurut Muhammad Abduh, pengertian ikhlas adalah ikhlas beragama semata-mata hanya untuk Allah SWT. Dengan selalu berharap kepadaNya dan tidak pernah mengakui kesamaanNya dengan makhluk apa saja dan bukan dengan tujuan tertentu. Seperti halnya menghindarkan diri dari malapetaka atau untuk memperoleh keuntungan dan tidak mengangkat selain dari Allah SWT sebagai Sang Pelindung. 2. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad al-Ghazali Pengertian ikhlas menurut Al-Ghazali yaitu melakukan amal kebaikan dengan tujuan semata-mata karena Allah SWT. 3. Pengertian Ikhlas Menurut Imam Al-Qusyairi Pengertian ikhlas menurut Imam Al-Qusyairi di dalam kitabnya yang berjudul Risalatul Qusyairiyah 1990 183 yaitu ikhlas adalah bermaksud menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sesembahan. 4. Pengertian Ikhlas Menurut Hamka Pengertian ikhlas menurut Hamka 1983 95 yaitu ikhlas memiliki makna bersih dan tidak ada campuran. Ibarat emas, ikhlas adalah emas yang tulen, tidak ada campuran perak sedikit pun. Pekerjaan yang bersih pada sesuatu itu berarti ikhlas. 5. Pengertian Ikhlas Menurut Syekh Ibnu Atha’illah Pengertian ikhlas menurut Syekh ibnu Atha’illah 2012 14 mengungkapkan bahwa arti dari kata ikhlas yaitu melakukan amal ibadah semata-mata ditujukan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya zat yang mempunyai hamba. Di dalam hal itu dikenal dengan adanya berbagai tingkatan, yang mana sesuai dengan taufiq yang diberikan oleh Allah Ta’ala pada seorang hamba. 6. Pengertian Ikhlas Menurut Ali Mahmud Pengertian ikhlas menurut Ali Mahmud 1994 25 adalah meninggalkan amal karena manusia adalah makhluk yang riya, beramal karena manusia adalah perbuatan syirik, tapi jika Allah SWT menyelamatkanmu dari keduanya itu artinya ikhlas. Ciri-Ciri Ikhlas Ikhlas merupakan kebalikan dari sifat riya. Seperti pembahasan yang sudah dijelaskan di atas. Riya mempunyai sifat yang berkebalikan dengan ikhlas seperti halnya ambisi untuk menjadi seorang pemimpin, selalu ingin tampil dengan sempurna, senang dipuji, tidak suka menerima nasehat dari orang lain, dan lain sebagainya. Ikhlas merupakan pekerjaan hati, dengan begitu tidak mudah untuk memahami sifat seseorang. Apakah dia ikhlas, riya, sombong ataupun memang berniat baik dan ikhlas. Dengan begitu, di dalam pembahasan kali ini, penulis akan memberikan ciri-ciri orang yang memiliki sifat ikhlas namun bukan untuk menilai seseorang tersebut salah atau tidak. Tulisan di bawah ini bertujuan untuk dijadikan sebagai muhasabah diri saja. Berikut ini adalah ciri-ciri ikhlas 1. Tidak Suka Dipuji Pujian adalah salah satu ujian untuk orang-orang yang melakukan amal perbuatan baik dengan pujian seseorang dapat terkena penyakit ujub atau sombong. Oleh karena itu, seseorang mukhlis tidak akan pernah suka dengan pujian yang berasal dari seseorang. 2. Tidak Berambisi Menjadi Pemimpin Salah satu kelebihan dari seorang pemimpin yaitu dihormati dan disegani oleh banyak orang. Dengan kepemimpinan, seseorang akan lebih mudah menjadi sombong dan congkak. Namun, berbeda dengan orang yang mempunyai sifat ini, mereka akan tenang dan diam serta tidak akan mencalonkan dirinya sendiri untuk menjadi seorang pemimpin. Misalnya saja dengan mencalonkan diri menjadi ketua RT, RW, atau yang lainnya. 3. Mendengarkan Nasehat Di dalam sebuah pepatah Arab mengungkapkan خذ الحكمة ولو من جوف البهائم Ambilah hikmah pelajaran meski dari mulut binatang. Orang yang mukhlis akan senantiasa menghargai orang-orang yang menasehatinya. 4. Menganggap Sama Pujian Dan Hinaan Kewajiban seorang muslim yaitu melakukan perintah Allah SWT dengan baik sebagai salah satu tanda penghambaan kepada Sang Pencipta. Seringkali, apa yang orang lakukan memperoleh pujian dan juga hinaan dari orang-orang sekitar. Sementara untuk seorang mukhlis, pujian dan juga hinaan adalah hal yang sama. Mereka tidak akan memikirkan hal itu, karena yang mereka tahu hanyalah niat dari orang-orang sekitar. 5. Melupakan Amal Baik Salah satu ciri ikhlas selanjutnya adalah dengan melupakan amal baik yang sudah dilakukan. Saat seseorang melakukan amal kebaikan seperti halnya menolong orang lain, biasanya seorang mukhlis akan lupa dan tidak akan pernah mengingatnya lagi. Dengan begitu, orang yang ikhlas tidak dengan mudah berbicara atau mengungkit kebaikan yang telah dilakukan sebelumnya. 6. Melupakan Hak Amal Baiknya Seseorang yang melakukan amal ibadah dengan ikhlas akan melupakan amal yang telah mereka perbuat. Tak hanya itu saja, mereka juga akan melupakan hak amal baiknya. Saat seseorang melakukan amal baik, biasanya mereka akan menuntut haknya. Contohnya saja, setelah seseorang memberikan makanan kepada anak yatim, kemudian mereka mengharap ucapan terima kasih dan juga doa dari anak-anak tersebut. Sikap seperti itulah yang tidak dapat digolongkan ke dalam sikap ikhlas. Sebab, masih menuntut hak dari perbuatan baiknya. Tingkatan Ikhlas Para ulama tasawuf membedakan akhlak tersebut ke dalam tiga tingkatan, diantaranya 1. Ikhlas Awam Di dalam ibadahnya kepada Allah SWT, mereka melandasinya dengan perasaan takut pada siksa Allah dan masih mengharapkan pahala dunia. Seperti halnya orang yang melakukan sholat dhuha agar mereka memperoleh pahala dan juga dimudahkan rezekinya. Kemudian orang-orang yang melakukan sholat tahajud karena ingin dilancarkan urusan dunianya. 2. Ikhlas Khawas Akhlak yang satu ini memiliki motivasi untuk memperoleh pahala dari Allah SWT. Dengan begitu, orang yang melakukan amal ibadah akan memperoleh sesuatu dari Allah di akhirat nanti seperti terhindar dari siksa neraka dan masuk ke dalam surganya Allah SWT. 3. Ikhlas Khawas al-Khawas Ikhlas yang satu ini adalah suatu bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada Allah SWT disertai dengan kesadaran penuh bahwasannya seorang hamba sudah seharusnya mengabdi kepada Allah SWT dengan cara melakukan perbuatan dan amal ibadah yang dilakukan karena mencari ridho Allah dengan sebenar-benarnya. Amal ibadah yang dilakukan oleh orang mukhlis semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT tanpa adanya hasrat untuk mencari perhatian ataupun ketenaran di hadapan makhluk lain, entah itu berupa pujian ataupun sejenisnya. Imam Al-Ghazali mengatakan هَلَكَ النَّاسُ كُلُّهُمْ إِلاَّ الْعُلَمَاءْ , وَهَلَكَ الْعُلَمَاء كُلُّهُمْ إِلاَّ الْعَامِلِيْنَ , وَهَلَكَ الْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ إِلاَّ الْمُخْلِصِيْنَ , وَالْمُخْلِصُوْنَ عَلىَ خَطْرٍ عَظِيْمٍ Artinya ”Setiap manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu, dan orang yang berilmu akan binasa kecuali yang beramal dengan ilmunya, dan orang yang beramal juga binasa kecuali mukhlis dalam amalnya. Akan tetapi, orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal. Unsur-Unsur Ikhlas Adapun unsur-unsur ikhlas antara lain 1. Niat Di dalam Al Quran, Allah SWT telah berfirman “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di saat dan petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridhaan-Nya QS 6 52. Oleh karena itu, niat kita akan menghendaki keridhaan-Nya. 2. Mengikhlaskan Niat Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Muadz, “Ikhlaskanlah amal, maka sedikit darinya mencukupimu”. 3. Dapat Dipercaya Kesempurnaan dari sebuah keikhlasan adalah bisa dipercaya. Dalam hal itu, Allah SWT telah berfirman di dalam QS 3323 yang berbunyi “Orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah” QS 33 23 al Ghozali, 2006 215. Pahamilah bahwasannya segala sesuatu tergambar dan dicampuri oleh yang lainnya. Maka saat Ia suci dari campuran dan bersih dari apapun, niscaya Ia bisa dinamakan sebagai yang bersih atau khalis. Sementara sesuatu yang dinamakan dengan perbuatan suci dan bersih adalah ikhlas. Contoh Ikhlas Terdapat beberapa contoh yang dapat kita ambil hikmah serta pelajarannya. Yang pertama adalah saat seseorang sedang bekerja lalu mendengarkan adzan dhuhur, setelah itu Ia langsung bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur. Namun hati dan juga pikirannya dilatarbelakangi karena Ia hanya ingin menghindari pekerjaannya itu. Maka orang tersebut tidak dapat kita golongkan ke dalam orang-orang yang ikhlas. Sebab, alasan yang Ia miliki adalah salah satu alasan yang salah, karena Ia melakukan sholat dhuhur untuk menghindari pekerjaan bukan karena Allah SWT. Lalu untuk contoh yang kedua adalah saat seseorang melakukan amal dengan cara sodaqoh ataupun infaq yang bertujuan untuk mencari perhatian orang lain. Maka amal perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan sikap ikhlas. Macam-Macam Fungsi Ikhlas Berikut ini adalah beberapa macam fungsi ikhlas yang perlu kamu pahami dan dapatkan, antara lain a. Sebagai sumber rezeki pahala yang sangat besar dan bisa meraih kebaikan dari kebaikan seseorang yang melakukannya. b. Ikhlas bisa menyelamatkan pelakunya dari sebuah azab yang keji di hari kiamat nanti. c. Allah SWT akan memberikan hidayah ataupun petunjuk, sehingga kita tidak akan tersesat dalam mencari jalan yang benar. d. Jalan keselamatan menuju akhirat hanya bisa kita dapatkan dengan ikhlas. e. Amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT. f. Akan memperoleh naungan dari Allah SWT di hari akhir nanti. g. Kehidupan kalbu dan kebebasan dari segala macam kesedihan di dunia ini tidak bida kita realisasikan kecuali dengan keikhlasan. h. Membuat hidup kita menjadi lebih tenang dan tentram. i. Memperoleh perlindungan dari Allah SWT. Tips Supaya Ikhlas Dalam Beramal Ada beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk menghindari sikap riya ataupun ujub. Sehingga amal perbuatan yang kita lakukan menjadi lebih ikhlas murni karena Allah SWT. Cara tersebut yaitu dengan menata hati dan juga pikiran kita bahwasannya ibadah yang kita lakukan adalah salah satu karunia dari Allah SWT. Jadi, dengan pikiran kita yang seperti itu, maka kita tidak akan menyombongkan diri. Bahwa apa yang kita lakukan adalah murni dari diri kita sendiri dan rahmat dari Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Sehingga kita dapat melakukan ibadah kepada Allah SWT. Jika berbicara mengenai ikhlas dalam amal perbuatan, terdapat cara yang bisa kita lakukan agar amal yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Salah satunya yaitu dengan menganggap bahwa semua yang ada di dunia ini termasuk juga harta yang kita miliki hanyalah Fadilah dan karunia dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita. Sehingga saat kita memberikan sebagian rezeki kita kepada orang-orang yang membutuhkan, anggap saja itu hanyalah titipan Allah SWT yang ditujukan untuk orang yang kita bantu. Dengan begitu, kita akan terhindar dari sikap riya yang menganggap bahwa sedekah kepada orang yang membutuhkan adalah sesuatu yang membanggakan dan patut diketahui banyak orang. Doa Supaya Selalu Ikhlas اللهم ارزقنا الإخلاص والإستقامة وحب الله وحب من أحب Allahummarzuqnal-ikhlas wal Istiqomah wa hubbAllah wa hubba man ahabbah. Artinya Ya allah, berikan kami rizki berupa ikhlas, istiqomah, cinta kepadamu dan cinta kepada orang-orang yang mencintaimu. Setelah kita mengetahui tentang pengertian ikhlas beserta dengan ciri-cirinya, semoga kita bisa mengamalkan dan selalu dalam limpahan rahmatnya. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Jikakita sudah memiliki suatu barang yang dapat berdungsi dengan baik dan mampu memberi layanan penuh, namun masih merasa tidak puas dan cenderung kurang, maka perlu dipertanyakan apa sebetulnya yang menjadi fokus kita dalam hidup. Dilansir di About Islam, Kamis (13/1/2022), seseorang dalam kondisi itu berada satu langkah jaraknya dari tidak
Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, dalam pembahasan Al-Arba’in An-Nawawiyah الأربعون النووية atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi Rahimahullahu Ta’ala. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 3 Syawwal 1441 H / 26 Mei 2020 M. Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi Status program kajian Hadits Arbain Nawawi AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 1630 - 1800 WIB. Download juga kajian sebelumnya Hadits Arbain ke 16 – Hadits Larangan Marah Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu Pada pertemuan yang lalu telah kita bahas bersama hadits nomor 16, yaitu hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mewasiatkan kepada orang yang meminta wasiat kepada beliau dengan mengatakan لَا تَغْضَبْ “Jangan engkau marah.” Dan beliau mengulang-ulang redaksi ini. Ini menunjukkan bahwasanya menahan amarah adalah salah satu hal yang prinsip dalam agama kita. Kalau kita bisa wujudkan akhlak ini, maka insyaAllah kita akan meraih kebaikan yang banyak. Yaitu dengan mempelajari akhlak-akhlak Islam, akhlak-akhlak Al-Qur’an, sehingga kita terhindar dari marah. Lihat juga Pengertian Akhlak, Macam-Macam Akhlak dan Dalil Tentang Akhlak Dan jika marah terjadi, maka kewajiban kita adalah menahan diri, menahan amarah, jangan sampai marah tersebut meledak, tapi kita tahan. Diantaranya juga dengan beristi’adzah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atau merubah posisi dari berdiri menjadi duduk, dari duduk menjadi berbaring dan semacamnya. Hari ini kita akan mempelajari sebuah hadits agung yang lain, sebuah hadits pokok yang lain dalam agama kita. Yaitu hadits nomor 17 dalam kitab Arbain ini yang merupakan hadits dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu. Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ “إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ”.[رَوَاهُ مُسْلِمٌ]. “Diriwayatkan dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasannya beliau bersabda Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berbuat baik dalam segala sesuatu, maka kalau kalian membunuh hendaklah kalian memperbaiki cara membunuh dan kalau kalian menyembelih hendaklah kalian memperbaiki cara menyembelih kalian. Dan hendaklah seorang diantara kalian menajamkan pisaunya dan mengistirahatkan binatang sembelihannya.'” HR Muslim Abu Ya’la Syaddad bin Aus Al-Khazraji Al-Anshari Hadits ini adalah hadits riwayat Muslim, otomatis hadits yang shahih. Yang diriwayatkan dari seorang sahabat bernama Abu Ya’la Syaddad bin Aus Al-Khazraji Al-Anshari. Kunyah beliau adalah Abu Ya’la, nama beliau adalah Syaddad, ayah beliau adalah Aus. Al-Khazraji adalah salah satu kabilah penting di kota Madinah, Al-Anshari berarti beliau berasal dari Madinah dan beliau adalah salah seorang sahabat yang mengumpulkan antara ilmu dan ibadah. Beliau dikenal sebagai seorang ulama dan faqih. Juga dikenal dengan banyak ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pernah dipilih oleh Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu pada masa pemerintahan beliau untuk menjabat sebagai bupati sebuah kota di Syam. Dan beliau wafat pada tahun 58 Hijriyah. Wajib berbuat baik dalam segala sesuatu Dalam hadits ini, beliau meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ “Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan kita umat Islam untuk berbuat baik dalam segala sesuatu.” Kata “كَتَبَ” dalam hadits artinya adalah mewajibkan. Sebuah kewajiban syar’i, kewajiban agama. Bukan kitabah kauniyah seperti penulisan takdir. Tapi ini adalah mewajibkan suatu urusan agama. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masyhur يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ… “Wahai orang-orang yang beriman telah wajib atas kalian untuk berpuasa yakni pada bulan Ramadhan...” QS. Al-Baqarah[2] 183 Jadi “كَتَبَ” artinya adalah mewajibkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan kita untuk berbuat baik dalam segala sesuatu, dalam segala hal; dalam ibadah kita, dalam muamalah kita dengan sesama manusia, dalam urusan pekerjaan kita, semuanya kita diwajibkan berbuat baik dalam hal-hal itu. Contoh berbuat baik Dan kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebutkan beberapa contoh berbuat baik. Jadi di sini berbuat baik maksudnya adalah memperbaiki cara, itu yang dimaksudkan. Kita mengetahui bahwasanya agar amalan kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita membutuhkan atau memenuhi dua syarat; yang pertama adalah menjalankan ibadah itu dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, kemudian yang kedua menjalankan ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jadi tidak cukup niat yang baik, tapi caranya juga harus baik. Tidak cukup niat yang ikhlas, tapi ibadahnya juga harus disyariatkan dalam agama kita atau ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini sudah kita pelajari bersama dalam hadits yang pertama, hadits Umar Radhiyallahu Anhu tentang niat. Lihat Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat Kemudian syarat yang kedua sudah kita pelajari bersama dalam hadits Aisyah, hadits nomor 5, bahwasanya ibadah kita harus ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Lihat Hadits Arbain Ke 5 – Hadits Tentang Bid’ah Sedangkan hadits ini menjelaskan tentang tata cara. Yaitu setelah kita ikhlas dalam niat, setelah kita pastikan ibadah kita ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bukan sebuah ibadah baru yang kita ciptakan sendiri, hadits ini membahas tentang “memperbaiki tata cara ibadah tersebut”. Misalnya dalam shalat, kita harus ikhlas setelah kita pastikan bahwa shalat itu adalah disyariatkan atau diperintahkan dalam agama kita. Hadits ini memerintahkan kita untuk berbuat baik dalam shalat kita. Jadi memperbaiki tata cara shalat kita setelah kita pastikan keikhlasan niat dan kita pastikan shalat ini ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam atau diperintahkan dalam Islam. Maka kita juga harus memeriksa apakah tata cara shalat kita sudah baik, sudah benar? Memperbaiki cara membunuh Jadi kita diperintahkan untuk memperbaiki tata cara ibadah kita, tata cara muamalah kita, tata cara kita bergaul dengan orang lain, ini yang dibahas oleh hadits ini. Makanya diakhir hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam membuat beberapa contoh. Beliau mengatakan فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ “Maka kalau seorang diantara kalian membunuh, maka hendaklah kalian memperbaiki cara membunuh kalian.” Inilah Islam. Subhanallah.. Yang namanya membunuh, tentunya orang kalau sudah terbunuh ya sudah, dia akan mati, tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi meskipun begitu, agama Islam yang sempurna ini mengajarkan kita adab dalam membunuh. Yaitu membunuh orang-orang yang berhak untuk dibunuh. Seperti yang sudah kita pelajari bersama bahwa ada hal-hal yang membuat orang boleh dibunuh dalam Islam. Misalnya membunuh di medan tempur. Dan ini disepakati oleh umat manusia semuanya bahwa orang yang membunuh di medan tempur dianggap sebagai pahlawan, tidak dianggap sebagai pengecut. Dianggap sebagai pahlawan yang membela agamanya atau membela negaranya. Ada pembunuhan yang boleh dalam agama kita. Juga misalnya membunuh orang yang berhak dibunuh dalam Islam adalah membunuh orang yang keluar dari ajaran agama Islam, murtad. Ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ “Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia.” Atau membunuh sebagai qishash membunuh orang yang telah membunuh orang lain tanpa hak يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى… “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu untuk melakukan qishah pada orang-orang yang terbunuh...” QS. Al-Baqarah[2] 177 Atau contoh lain adalah menegakkan hukuman dalam syariat Islam misalnya orang yang berzina dalam keadaan sudah pernah menikah, hukumannya adalah dirajam. Saat kita membunuh orang yang berhak untuk dibunuh, maka kita diperintahkan untuk melakukannya dengan cara terbaik, menggunakan cara yang paling cepat untuk bisa membuat orang tersebut beres, tidak ketakutan dahulu, tapi lakukan dengan cara terbaik, diantaranya dengan menggunakan alat yang paling cepat untuk mematikan. Islam mengajarkan kita seperti itu. Termasuk diantara adab yang diajarkan dalam pertempuran adalah larangan untuk membunuh bayi, anak-anak, ataupun wanita. dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan فَأَنْكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَتْلَ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ “Maka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mengingkari pembunuhan wanita dan anak-anak.” HR. Bukhari dan Muslim Mereka tidak ikut berperang, maka kita dilarang untuk membunuh mereka. Dan saat mensyarah hadits ini, Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan “Dan para ulama sepakat untuk mengamalkan hadits ini dan mereka juga sepakat atas haramnya membunuh wanita dan anak-anak selagi mereka tidak ikut membunuh atau bertempur.” Artinya, hukum dasarnya tidak boleh dibunuh kecuali kalau mereka mungkin masih anak-anak tapi sudah terlatih. Atau ada wanita tapi juga terlatih bahkan menjadi bagian dari pasukan musuh yang barangkali juga memiliki kemampuan lebih baik daripada sebagian tentara pria. Maka yang seperti itu baru boleh untuk dibunuh. Tapi para wanita dan anak-anak yang tidak ikut bertempur, mereka tidak boleh dibunuh dalam agama kita. Juga untuk para wali, para kerabat yang memiliki hak untuk melakukan qishash, mereka juga tidak boleh sembarangan membunuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman …وَمَن قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِف فِّي الْقَتْلِ ۖ إِنَّهُ كَانَ مَنصُورًا ﴿٣٣﴾ “…Dan barangsiapa yang terbunuh secara terdzalimi, maka Kami telah menjadikan kuasa untuk walinya, maka hendaklah walinya tidak berlebihan dalam membunuh. Sesungguhnya dia ditolong oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” QS. Al-Isra'[17] 33 Jadi tidak boleh berlebihan dalam membunuh, misalnya membunuh orang yang tidak membunuh. Dalam agama kita kalau ada orang yang membunuh orang lain dilakukan dengan sengaja tanpa ada hak, maka orang yang membunuh berhak untuk dibunuh. Membunuh dibalas dengna dibunuh. Tapi yang berhak dibunuh adalah orang yang membunuh saja, keluarganya tidak, kepala sukunya tidak. Maka jangan sampai wali yang dibunuh berlebihan dalam membalas seperti yang terjadi pada zaman jahiliyah dahulu. Kalau misalnya ada seorang kepala suku yang terbunuh, sedangkan yang membunuh adalah orang biasa dari kabilah lain, maka ketika si pembunuh ini akan dibunuh, kabilah yang kepala sukunya terbunuh mereka akan protes. Mereka mengatakan “Ini hanya rakyat jelata, yang terbunuh dari kami adalah kepala suku kami. Maka tidak adil, tidak seimbang. Kami menuntut kepala suku kalian juga dibunuh.” Ini adalah sebuah kedzaliman. Kepala sukunya tidak ikut membunuh, tapi kenapa dia yang harus dibunuh. Dalam agama Islam yang seperti ini dilarang. Simak penjelasan selanjutnya pada menit ke-1629 Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Lihat juga Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu ini ke jejaring sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter dan yang lainnya. Semoga pembahasan hadits berbuat baik ini bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook
Akantetapi, "bless it" ("memberkatinya") mengimplikasikan pengertian yang jauh berbeda dari "bless God" ("memuji Allah"). Tambahan kata sekecil itu telah memelintir cara doa makan kita menjadi sesuatu yang tidak dimaksudkan oleh Yesus. Meminta berkat kepada Allah bukanlah sesuatu yang salah, tidak sama sekali.
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ Arab-Latin Huwallażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī'an ṡummastawā ilas-samā`i fa sawwāhunna sab'a samāwāt, wa huwa bikulli syai`in 'alīmArtinya Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Al-Baqarah 28 ✵ Al-Baqarah 30 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Mendalam Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 29 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir mendalam dari ayat ini. Didapati sekumpulan penafsiran dari beragam pakar tafsir terkait isi surat Al-Baqarah ayat 29, misalnya seperti di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaAllah satu-satunya yang telah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini bagi kalian dari segala jenis kenikmatan yang dapat kalian manfaatkan, kemudian Dia berkehendak menciptakan langit-langit dan menjadikannya tujuh lapisan langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan ilmunya Allah subhana wata’ala meliputi seluruh apa yang diciptakan-Nya📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram29. Hanya Allah yang menciptakan semua yang ada di bumi untuk kalian, seperti sungai, pohon dan lain-lain yang tidak terhitung jumlahnya. Sementara kalian memanfaatkan dan menikmati apa yang telah Allah sediakan untuk kalian. Kemudian Allah menciptakan langit sebanyak tujuh lapis. Dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah29. Sebagian kenikmatan Allah bagi kalian wahai manusia, bahwa Dia menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian, agar kalian dapat mengambil manfaat darinya, kemudian Dia menciptakan tujuh langit dan menyempurnakan penciptaannya. Dia meliputi segala sesuatu dengan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah29. هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit Yakni sebagai bentuk kemurahan Allah dan kenikmatan dan manfaat untuk bani Adam sampai batas waktu yang telah ditentukan. ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنّ Makna الاستواء secara bahasa adalah naik diatas sesuatu. Sebagaimana firman Allah فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنْتَ وَمَنْ مَعَكَ عَلَى الْفُلْكِ “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu…” makna فَسَوّٰىهُنّ adalah menyempurnakan penciptaannya sehingga tidak terdapat kebengkokan padanya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahAllah adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan untuk kalian segala sesuatu di bumi, agar kalian dapat mengambil manfaat darinya, yaitu berupa hewan, tumbuhan, benda mati dan lain-lain. Kemudian Allah beristiwa’ sesuai dengan kehendakNya. Istiwa’ adalah naik dan berada di derajat paling tinggi di atas segala sesuatu, kemudian menciptakan tujuh langit dengan sebaik-baik ciptaan sehingga tidak ada penyimpangan di dalamnya. Samawat adalah langit-langit yang diangkat amat tinggi dan memiliki karakteristik berbeda dengan bumi. Sedangkan Sama’ adalah langit yang berhadapan langsung dengan bumi, dan Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui atas segala urusan dan keadaanmu serta segala sesuatu yang diciptakan di bumi dan langit. Ayat-ayat itu secara bertahap menyebutkan awalan dan akhiran, mulai dari penjelasan bukti-bukti risalah sampai kemantapan diri pada keimanan, karena hanya Allahlah yang berkuasa atas penciptaan dan pembangkitan📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDialah Dzat yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia menuju ke langit} menciptakan langit {lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit}Dia membuat langit menjadi tujuh tingkat langit {Dia Maha Mengetahui segala sesuatuMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H29. Maksudnya, Dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai suatu kebaikan dan kasih sayang untukmu agar dapat di ambil manfaatnya, dinikmati, dan di jadikan pelajaran. Di dalam ayat yang mulia ini merupakan sebuah dalil yang menunjukkan bahwasanya segala sesuatu itu pada dasarnya adalah mubah dan suci, karena disebutkan dalam kerangka suatu anugerah, dengan nash tersebut, maka hal-hal yang kotor tidak termasuk di dalamnya, dan sesungguhnya keharaman hal-hal yang kotor itu pun telah di ambil dari pemahaman utama ayat ini fahwa al-ayat, penjelasan akan maksudnya dan bahwasanya Allah menciptakan-nya untuk kemaslahatan kita. Maka apapun yang ada bahaya nya dalam hal itu, maka tidak termasuk di dalamnya, dan sebagai penyempurnaan nikmatNya, Dia melarang kita dari hal-hal yang kotor demi untuk membersihkan kita. Da firman-Nya " Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit." Kata istawaa’ yang di sebutkan dalam al-Qur’an hadir dengan tiga makna terkadang tidak dijadikan kata kerja muta’addi transitif yang membutuhkan objek dengan huruf, maka berarti kesempurnaan dan kepurnaan. Sebagaimana firman-Nya tentang Musa " Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya," QS. Al-Qoshos 14 Terkadang juga bermakna tinggi dan jauh di atas, hal ini bila kata kerja ini dijadikan kata kerja muta’addi dengan kaliamat 'ala , sebagaimana firman-Nya " Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas Arsy." QS. Thoha 5 " Supaya kamu duduk di atas punggungnya" QS. Az-Zukhruf 13" Dan juga terkadang berarti, bermaksud, sebagaimana bila dijadikan kata kerja muta’addi transitif dengan “ilaa” yaitu kepada, sebagaimana yang ada pada ayat ini. Maksudnya ketika Allah ta’ala telah menciptakan bumi, Dia bermaksud menciptakan langit dan dijadikannya tujuh langit, maka Dia menciptakannya, menyeimbangkannya dan mengukuhkannya, dan Allah MahaTahu akan segala sesuatu, Dia mengetahui apa yang masuk dalam bumi dan apa yang keluar darinya, mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya, dan Dia mengetahui juga apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian perlihatkan, dan Dia mengetahui yang rahasia dan yang tersembunyi. Sangat sering sekali Allah menyandingkan penciptaanNya terhadap sesuatu dengan penetapan akan ilmuNya. Karena penciptaan Allah terhadap makhluk-mahkluk adalah dalil yang paling jelas akan pengetahuan, hikmah, dan kekuasaanNya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا Maknanya mengadakan seluruhnya dari hal yang bermanfaat di bumi semuanya untuk kalian, agar kalian mengambil manfaat dalam kehidupan kalian. ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ Dia naik tinggi ke atas untuk menundukkannya, kemudian Allah membuat tujuh lapis langit. فَسَوَّىٰهُنَّ Allah menyempurnakan penciptaan tujuh lapis langit dengan begitu sempurnanya. وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ Ini berita dari Allah bahwa ilmuNya meliputi segala sesuatu, juga menunjukkan akan kekuasaanNya, keluasan ilmuNya, dan kewajiban untuk beribadah kepadaNya. Makna ayat Bukti kemuliaan dan kekuasaanNya adalah Dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi untuk manusia karena ketergantungan hidupnya kepadaNya, dan menciptakan langit dengan tujuh lapisnya. Dialah Allah dengan semua itu ilmunya meliputi segala sesuatu Maha Suci Allah Tidak ada sesembahan kecuali Allah dan tidak ada Rabb selainNya. Pelajaran dari ayat 1. Kehalalan segala hal yang ada di muka bumi berupa makanan, minuman, pakaian, kendaraan, kecuali yang ada dalil spesifik pengharamannya baik dari Al-Qur’an maupun hadits berdasarkan firmanNya “Dialah Allah yang telah menciptakan untuk kamu segala yang ada di bumi semuanya.”📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Baqarah ayat 29 Allah mengabarkan bahwasanya Allah menciptakan segala sesuatu di bumi dari kenikmatan yang bermanfaat karena sebab kalian , kenikmatan tersebut untuk manusia seluruhnya, kemudian Allah menciptakan langit yang baru dan Allah jadikan langit tersebut 7 tingkat serta Allah yang maha tahu atas segalanya ; dan ilmunya mencakup seluruhnya dari makhluk. Berkata Syeikh Ibnu utsaimin ayat ini menunjukkan bahwasanya seluruh apa yang ada di bumi diperbolehkan bagi manusia , kecuali apa yang diharamkan di dalam dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, kamu manfa'atkan, untuk dipakai bersenang-senang dan untuk diambil pelajaran. Dalam ayat ini diambil sebuah ka'idah fiqh bahwa Al Ashlu fil asyaaa'il ibaahah wath thahaarah asal pada segala sesuatu itu boleh dan suci, karena ayat di atas menerangkan bahwa itu semua merupakan pemberian Allah kepada kita, tidak termasuk ke dalamnya hal-hal yang kotor. Dia menciptakan semua yang ada di bumi untuk kita manfa'atkan, oleh karena itu jika ada bahaya di sana tidak termasuk bagiannya, dan termasuk sempurnanya nikmat Allah kepada kita adalah dengan dilarang-Nya juga sesuatu yang kotor dan membahayakan. Sering sekali disebutkan Allah Maha Mengetahui setelah menerangkan penciptaan-Nya, karena penciptaan-Nya menunjukkan ilmu-Nya, hikmah dan kekuasaan-Nya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 29Tuhan yang patut untuk disembah dan ditaati itu dialah Allah yang menciptakan dan memberikan karunia berupa segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatan-Mu, kemudian bersamaan dengan penciptaan bumi dengan segala manfaatnya, kehendak dia menuju ke penciptaan langit, lalu dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit yang sangat beraturan, baik yang tampak olehmu maupun yang tidak. Dan dia maha mengetahui segala sesuatu. Ilmu Allah mencakup segala ciptaan-Nya. Setelah pada ayat-ayat terdahulu Allah menjelaskan adanya kelompok manusia yang ingkar atau kafir kepada-Nya, maka pada ayat ini Allah menjelaskan asal muasal manusia sehingga menjadi kafir, yaitu kejadian pada masa nabi adam. Dan ingatlah, wahai rasul, satu kisah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, aku hendak menjadikan khalifah, yakni manusia yang akan menjadi pemimpin dan penguasa, di bumi. Khalifah itu akan terus berganti dari satu generasi ke generasi sampai hari kiamat nanti dalam rangka melestarikan bumi ini dan melaksanakan titah Allah yang berupa amanah atau tugas-tugas keagamaan. Para malaikat dengan serentak mengajukan pertanyaan kepada Allah, untuk mengetahui lebih jauh tentang maksud Allah. Mereka berkata, apakah engkau hendak menjadikan orang yang memiliki kehendak atau ikhtiar dalam melakukan satu pekerjaan sehingga berpotensi merusak dan menumpahkan darah di sana dengan saling membunuh, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu' malaikat menganggap bahwa diri merekalah yang patut untuk menjadi khalifah karena mereka adalah hamba Allah yang sangat patuh, selalu bertasbih, memuji Allah, dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Menanggapi pertanyaan malaikat tersebut, Allah berfirman, sungguh, aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Penciptaan manusia adalah rencana besar Allah di dunia ini. Allah mahatahu bahwa pada diri manusia terdapat hal-hal negatif sebagaimana yang dikhawatirkan oleh malaikat, tetapi aspek positifnya jauh lebih banyak. Dari sini bisa diambil pelajaran bahwa sebuah rencana besar yang mempunyai kemaslahatan yang besar jangan sam-pai gagal hanya karena kekhawatiran adanya unsur negatif yang lebih kecil pada rencana besar dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian sekumpulan penafsiran dari berbagai ahli tafsir terkait isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 29 arab-latin dan artinya, semoga memberi kebaikan bagi ummat. Support usaha kami dengan memberikan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Terbanyak Dicari Nikmati berbagai konten yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat Al-Baqarah 83, Al-Isra 23, An-Nur 2, Ali Imran, Az-Zalzalah, At-Takatsur. Serta Yunus 40-41, Asy-Syams, Al-Baqarah 286, Al-Hujurat 12, Al-Mujadalah 11, Al-Ma’idah 2. Al-Baqarah 83Al-Isra 23An-Nur 2Ali ImranAz-ZalzalahAt-TakatsurYunus 40-41Asy-SyamsAl-Baqarah 286Al-Hujurat 12Al-Mujadalah 11Al-Ma’idah 2 Pencarian surat al baqarah ayat 284-285, surah ar rahman lengkap, 10 ayat tentang menuntut ilmu beserta artinya, maka nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan, al baqarah ayat 122 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
- Փε υህիшθсвуχы
- Մеηօшαφ авреይካ ለդаմ ቇոк
- Ν вիбጏտ асι
- Браср νω ετаզ
- Ом οֆեձ якрቭгաςоλи
- Шυտичоቻийе ըբ ጾրε
8CKeD49. kjt9ulhux7.pages.dev/798kjt9ulhux7.pages.dev/520kjt9ulhux7.pages.dev/404kjt9ulhux7.pages.dev/47kjt9ulhux7.pages.dev/834kjt9ulhux7.pages.dev/80kjt9ulhux7.pages.dev/287kjt9ulhux7.pages.dev/752kjt9ulhux7.pages.dev/518kjt9ulhux7.pages.dev/276kjt9ulhux7.pages.dev/829kjt9ulhux7.pages.dev/872kjt9ulhux7.pages.dev/660kjt9ulhux7.pages.dev/51kjt9ulhux7.pages.dev/328
allah ambil sesuatu dari kita